JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) memberikan penghargaan khusus “Lifetime Non-Achievement Award 2024” atau Penghargaan Nihil Prestasi Seumur Hidup kepada Presiden Guinea Ekuatorial, Teodoro Obiang Nguema Mbasogo. Penghargaan ini merupakan pertama kalinya diberikan dalam sejarah 13 tahun penyelenggaraan penghargaan tersebut.
Teodoro Obiang, yang merupakan salah satu diktator dengan masa jabatan terlama di dunia, menerima penghargaan tersebut atas pemerintahannya yang penuh dengan represi dan korupsi. Obiang naik ke tampuk kekuasaan setelah melakukan kudeta pada 1979 untuk menggulingkan pamannya. Sejak itu, ia memimpin dengan tangan besi melalui penangkapan ilegal, penghilangan paksa, dan penyiksaan terhadap pihak-pihak yang berbeda pendapat.
“Melalui rasa takut, represi, dan korupsi, Teodoro Obiang telah menciptakan dinasti kekayaan dan impunitas,” kata Anas Aremeyaw Anas, seorang jurnalis investigasi asal Ghana sekaligus juri dalam penghargaan tersebut. Ia juga menambahkan bahwa gaya kepemimpinan otoriter Obiang kini menjadi inspirasi bagi sejumlah pemimpin Afrika lainnya yang bercita-cita menjadi “godfather korupsi” seperti dirinya.
Publisher OCCRP, Drew Sullivan, menegaskan bahwa korupsi menjadi elemen kunci dalam memperkuat pemerintahan otoriter seperti yang dipimpin Obiang. “Pemerintahan korup ini melanggar hak asasi manusia, memanipulasi pemilu, menjarah sumber daya alam, dan menciptakan konflik akibat ketidakstabilan inheren dalam sistem mereka,” ujarnya. Sullivan menilai bahwa masa depan rezim seperti ini hanyalah kehancuran melalui keruntuhan yang penuh kekerasan atau revolusi berdarah.
Kontroversi Penghargaan Lainnya
Selain penghargaan kepada Obiang, OCCRP juga mencatat protes besar di Kenya yang dipicu oleh kebijakan Presiden William Ruto. Meski Ruto mendapat suara terbanyak dalam nominasi “Tokoh Terburuk Tahun Ini” dari lebih dari 40.000 orang, penghargaan tersebut akhirnya diberikan kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad. Assad dianggap sebagai figur yang membawa dampak paling besar dalam menciptakan kekacauan global melalui kejahatan terorganisir dan korupsi.
Dengan penghargaan ini, OCCRP menegaskan kembali komitmennya untuk mengekspos para pemimpin dunia yang menyalahgunakan kekuasaan dan merusak stabilitas global melalui korupsi dan otoritarianisme (RED).
Discussion about this post