JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Dalam merespons tuduhan dugaan gratifikasi terhadap Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PSI, pihak Istana melalui Kepala Presidential Communication Officer (PCO) Hasan Nasbi memberikan klarifikasi tegas. Menurut Hasan, tuduhan tersebut dianggap tidak relevan karena Kaesang bukanlah penyelenggara negara.
“Kaesang bukan pejabat publik, tapi reaksi publik seakan menyudutkannya,” ujarnya, Selasa (17/9) di Podcast Zulfan Lindan Unpacking Indonesia.
Hasan menilai ada ketidakadilan dalam persepsi publik terhadap penggunaan jet pribadi. Ia menyebut contoh Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI, yang kerap menggunakan jet pribadi untuk berbagai perjalanan.
“Ibu Mega sering menggunakan jet pribadi, baik dalam maupun luar negeri, tapi tidak pernah menjadi polemik besar,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Hasan juga menyinggung Menko Polhukam Mahfud MD yang beberapa kali naik jet pribadi milik Jusuf Kalla.
“Pak Mahfud juga pernah menggunakan jet pribadi, tapi hal itu tak menimbulkan heboh di publik,” tambah Hasan, memperlihatkan ketidakadilan dalam pemberitaan terhadap Kaesang.
Hasan kemudian mengaitkan isu ini dengan fenomena “trial by the press” atau peradilan media, di mana pemberitaan yang berulang-ulang menciptakan opini negatif di masyarakat meskipun belum ada proses hukum yang menyatakan bersalah.
“Media massa terlalu cepat menarik kesimpulan dan membuat opini publik menghakimi Kaesang,” jelasnya.
Dia juga menyinggung bahwa Kaesang telah berupaya menjalani hidup sederhana. Sebagai contoh, Hasan menyebut perjalanan Kaesang menggunakan pesawat komersial kelas ekonomi setelah mengikuti upacara HUT RI di IKN, Kalimantan Timur.
“Kaesang duduk di kelas ekonomi, sementara beberapa menteri berada di kelas bisnis,” ujar Hasan.
Selain itu, Hasan menekankan bahwa dalam perjalanannya ke Amerika Serikat, Kaesang justru menyesuaikan jadwalnya dengan teman yang menawarkan tumpangan, bukan sebaliknya.
“Kaesang hanya menyesuaikan dengan jadwal temannya, ini menunjukkan tidak ada kemewahan di situ,” tambahnya.
Menurut Hasan, tuduhan terhadap Kaesang sebenarnya hanya digunakan oleh pihak-pihak yang memiliki kebencian terhadap Presiden Jokowi dan keluarganya.
“Beberapa pihak yang memang tidak suka dengan keluarga Presiden menggunakan ini sebagai alat untuk glorifikasi kebencian mereka,” ujar Hasan.
Meski begitu, Hasan menganggap ini sebagai ujian bagi Kaesang.
“Ini adalah bagian dari tantangan yang dihadapi Kaesang sebagai figur publik, dan ia telah berusaha tetap hidup sederhana meskipun dihadapkan dengan kritik-kritik tidak adil,” pungkasnya (RED).






























Discussion about this post