SURABAYA, RADIANTVOICE.ID – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu andalan pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai masih perlu evaluasi dalam implementasinya. Meski dinilai memiliki niat baik, kebijakan tersebut disebut belum sepenuhnya menyentuh aspek pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkelanjutan.
Pandangan itu disampaikan oleh Dzulkarnain Jamil, M.Sos., dalam diskusi publik bertajuk “Harmoni Silaturahmi dalam Bingkai Filosofis” yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ushuluddin UIN Sunan Ampel Surabaya di Resto Joss Gandos, Jemursari, Senin malam (27/10).
“Program MBG mungkin berhasil mengenyangkan perut, tetapi apakah ia melahirkan generasi emas 2045 yang kreatif dan inovatif? Tantangan kita hari ini bukan hanya soal pangan, tapi bagaimana mencetak pemikir-pemikir brilian di era kecerdasan buatan,” ujar Dzulkarnain.
Ia menegaskan bahwa orientasi kebijakan publik seharusnya tidak berhenti pada pemenuhan kebutuhan dasar, tetapi juga diarahkan pada pembangunan kualitas manusia. Menurutnya, program seperti MBG perlu disinergikan dengan peningkatan pendidikan, literasi teknologi, dan pemberdayaan anak muda agar tujuan jangka panjang bangsa dapat tercapai.
“Kita harus kritis dalam menyikapi kebijakan pemerintah. Dalam setiap program, pasti ada sisi baik dan buruk. Tugas kita memperkuat yang baik dan memperbaiki yang lemah,” tambahnya.
Diskusi yang juga dihadiri puluhan mahasiswa dan aktivis muda itu menjadi wadah refleksi atas satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran. Para peserta aktif membahas peran generasi muda dalam memastikan kebijakan publik berjalan sesuai kebutuhan masyarakat.
Ketua Umum HMI Komisariat Ushuluddin, Ahmad Mustakim, menyebutkan bahwa pandangan kritis seperti yang disampaikan Dzulkarnain menjadi bukti bahwa mahasiswa tetap berperan sebagai pengawal moral dan intelektual bangsa.
“Kritik dari kalangan muda bukan bentuk penolakan, tapi kontribusi agar kebijakan publik semakin matang dan berpihak pada rakyat,” katanya.
Acara yang berlangsung hingga pukul 22.00 WIB itu ditutup dengan seruan agar generasi muda terus aktif mengawal kebijakan pemerintah secara objektif dan berbasis data (red).






























Discussion about this post