JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Dalam Webinar Refleksi Akhir Tahun bertajuk “Ketahanan Keluarga Menuju Indonesia Emas”, yang diselenggarakan Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) pada Senin (30/12/2024), Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menekankan pentingnya ketahanan keluarga sebagai langkah strategis menghadapi tantangan masa depan.
“Institusi keluarga adalah fondasi paling dasar yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Investasi paling mahal adalah investasi pada SDM, dan keluarga menjadi ujung tombaknya,” ujar Wihaji dalam paparannya.
Ia menjelaskan bahwa Kementerian yang ia pimpin berperan multisektoral, mencakup penanganan individu sejak masa calon pengantin hingga lansia. “Data keluarga yang kami miliki akan menjadi big data yang menentukan langkah strategis ke depan,” katanya.
Menteri Wihaji juga menyoroti pengaruh media sosial terhadap keluarga, terutama generasi muda. “Hari ini, penetrasi internet pada usia 13-18 tahun di Indonesia mencapai 99,16 persen, dengan 79,5 persen menjadi pengguna aktif media sosial. Ini membawa dampak positif sekaligus negatif yang perlu kita atur dengan baik,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa budaya digital telah memengaruhi cara hidup generasi muda, termasuk meningkatnya fenomena “mager” (malas bergerak) akibat kemudahan teknologi. “Semua bisa diselesaikan secara digital, sehingga rebahan menjadi hobi dominan. Kita perlu memikirkan ini secara serius,” ujar Wihaji.
Salah satu tantangan terbesar, menurut Wihaji, adalah kurangnya komunikasi dalam keluarga. “Kalau keluarga tidak saling ngobrol, anak-anak akan lebih asyik berbicara dengan dunia maya. Jangan salahkan mereka jika lebih dekat dengan teknologi daripada orang tua,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa teknologi tidak boleh dijadikan kambing hitam. “Saya mendukung teknologi, tetapi kita perlu mengatur dampak negatifnya agar tidak merusak hubungan keluarga,” tambahnya.
Wihaji menyoroti perlunya solusi berbasis keluarga untuk menyelesaikan masalah internal. “Ketahanan keluarga dimulai dari dalam. Jika ini tidak diperhatikan, masa depan generasi kita bisa terganggu,” katanya.
Dalam webinar tersebut, Wihaji juga memberikan apresiasi kepada UICI atas inisiatif mereka mengangkat tema strategis ini. “Saya salut dan hormat kepada UICI. Langkah ini sangat relevan untuk menggugah kesadaran kolektif,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Wihaji meminta maaf karena harus meninggalkan acara lebih awal untuk agenda bersama Presiden. “Saya yakin, apa yang telah saya sampaikan bisa menjadi bahan diskusi yang bermanfaat,” katanya.
Acara webinar ini diikuti oleh berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, dan pegiat sosial, yang berdiskusi tentang strategi memperkuat ketahanan keluarga di era modern. Wihaji menegaskan bahwa komunikasi yang baik dalam keluarga adalah kunci menghadapi tantangan global dan menuju Indonesia Emas 2045 (RED).
Discussion about this post