BEIRUT/JERUSSALEM, RADIANTVOICE.ID – Serangan udara Israel di Beirut yang menewaskan komandan militer Hezbollah, Ibrahim Aqil, memicu balasan dari kelompok tersebut dengan serangan roket ke wilayah utara Israel pada Jumat malam. Aqil, yang merupakan pemimpin sementara pasukan elit Radwan, tewas bersama sejumlah anggota senior dalam pertemuan mereka di Beirut.
Sumber keamanan Lebanon menyatakan bahwa serangan tersebut menyebabkan kerusakan besar pada dua gedung dan tim penyelamat masih mencari korban yang mungkin terjebak di bawah reruntuhan.
“Kami terus melakukan pencarian untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal,” ujar seorang petugas pertahanan sipil sebagaimana dipetik dari Reuters.
Serangan ini juga menambah panjang daftar serangan Israel yang menargetkan pemimpin militer Hezbollah. Sebelumnya, pada bulan Juli, Israel juga membunuh Fuad Shukr, komandan utama militer Hezbollah. Serangan ini menunjukkan meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan Israel-Lebanon.
Setelah serangan di Beirut, sirene peringatan berbunyi di utara Israel, dan media setempat melaporkan adanya serangan roket yang diluncurkan dari Lebanon. Hezbollah mengklaim telah melancarkan serangan ke markas intelijen utama Israel di utara, sebagai balasan atas pembunuhan komandan mereka.
“Serangan ini adalah respons langsung atas pembunuhan yang dilakukan oleh Israel,” kata juru bicara Hezbollah dilansir dari Reuters. Mereka menyebut markas intelijen tersebut bertanggung jawab atas sejumlah operasi yang ditargetkan terhadap anggota mereka.
Militer Israel belum memberikan keterangan resmi terkait serangan balasan Hezbollah tersebut. Namun, media setempat melaporkan bahwa sejumlah wilayah di utara Israel mengalami kerusakan akibat serangan roket tersebut.
Aqil, komandan yang tewas dalam serangan Israel, merupakan sosok penting dalam organisasi Hezbollah. Ia juga menjadi buronan Amerika Serikat dengan hadiah 7 juta dolar AS karena keterlibatannya dalam serangan terhadap Marinir AS pada tahun 1983.
Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan bahwa pihak Amerika Serikat tidak menerima pemberitahuan dari Israel terkait serangan tersebut.
“Kami sangat menyarankan warga AS untuk tidak bepergian ke Lebanon atau segera meninggalkan wilayah tersebut jika sudah berada di sana,” kata Kirby.
Kirby juga menegaskan bahwa Amerika Serikat berusaha keras untuk mencegah konflik lebih lanjut di wilayah perbatasan Israel-Lebanon.
“Perang bukanlah hal yang tak terhindarkan di sana, dan kami akan terus melakukan segala upaya untuk mencegahnya,” ujar Kirby.
Di tengah ketegangan yang meningkat, masyarakat internasional menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut (RED)
			








		    





















                
Discussion about this post