BEIRUT/JERUSSALEM, RADIANTVOICE.ID – Pada Jumat (20/9), militer Israel mengonfirmasi serangan udara terarah di Beirut, Lebanon, yang memicu eskalasi tajam dalam konflik yang sedang berlangsung. Menurut sumber keamanan Lebanon, serangan tersebut terjadi di dekat fasilitas utama milik Hezbollah di pinggiran selatan kota.
Saksi mata melaporkan terdengar ledakan di wilayah yang dikuasai oleh Hezbollah di pinggiran selatan Beirut. Asap tebal terlihat membubung di atas area tersebut, menandakan dampak serangan tersebut.
Media milik Hezbollah, Al-Manar TV, melaporkan bahwa pinggiran selatan yang dikenal sebagai Dahiyeh telah menjadi target serangan yang dianggap sebagai tindakan agresi terhadap Lebanon. Serangan ini dianggap sebagai bagian dari konflik yang semakin intens antara Israel dan kelompok Hezbollah.
Suara jet tempur terdengar di atas kota Beirut di sekitar waktu serangan, menurut saksi mata Reuters yang berada di lokasi kejadian. Insiden ini memperkuat ketegangan yang sudah membara di wilayah tersebut.
Eskalasi konflik ini dipicu oleh perang yang berlangsung di Gaza. Serangan terhadap Hezbollah dilaporkan telah mengakibatkan kerugian besar bagi kelompok tersebut. Ini menjadi salah satu serangan paling mematikan yang dialami oleh Hezbollah dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, kelompok Hezbollah mengalami serangan tak terduga ketika perangkat pager dan walkie talkie yang digunakan oleh anggotanya meledak. Akibat ledakan tersebut, 37 anggota Hezbollah dilaporkan tewas, sementara ribuan lainnya terluka.
Serangan ini dinilai sebagai pukulan berat bagi Hezbollah yang selama ini dikenal memiliki pengaruh kuat di Lebanon dan wilayah sekitarnya. Konflik ini juga berpotensi memperparah ketegangan regional di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan kelompok-kelompok proksi Iran.
Dengan eskalasi yang terjadi di Beirut, banyak pihak kini memperkirakan bahwa kekerasan ini akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang. Baik Israel maupun Hezbollah telah memperlihatkan sikap yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan adanya deeskalasi (RED).
Discussion about this post