BEIRUT/JERUSSALEM, RADIANTVOICE.ID – Serangan yang menghancurkan peralatan komunikasi Hezbollah, menewaskan puluhan orang, dituding dilakukan oleh Israel. Pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, menuding serangan itu dilakukan untuk melumpuhkan operasi kelompoknya. Nasrallah mengatakan bahwa serangan tersebut adalah bentuk “kejahatan yang melanggar batas moral dan hukum”.
Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan tersebut, namun sumber keamanan menunjukkan bahwa Mossad kemungkinan besar terlibat. Serangan ini menargetkan alat komunikasi Hezbollah, termasuk pager dan radio genggam, yang biasa digunakan untuk menghindari pengawasan telepon seluler.
“Serangan ini tidak hanya menargetkan kami secara militer, tetapi juga psikologis,” kata Nasrallah dalam pidatonya. Dia juga menyebut bahwa banyak ledakan terjadi di tempat-tempat umum seperti rumah sakit dan apotek.
Di tengah pidato Nasrallah, jet-jet tempur Israel terdengar terbang rendah di atas Beirut, menciptakan ledakan sonik yang menambah ketegangan di wilayah tersebut. Israel juga mengonfirmasi telah melakukan serangan di Lebanon selatan sebagai bagian dari upaya untuk “memulihkan keamanan di utara Israel”.
Dalam pidatonya, Nasrallah mencoba meredam kekhawatiran bahwa serangan tersebut akan melemahkan Hezbollah. “Ini adalah bagian dari perang. Kami sudah siap menghadapi hal seperti ini,” katanya sebagaimana dipetik dari Reuters.
Serangan ini juga menyebabkan ketakutan di antara warga Lebanon. “Siapa yang bisa menjamin keamanannya sekarang? Saya bahkan tidak berani membawa telepon genggam saya lagi,” kata seorang warga bernama Mustafa Sibal.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, segera mengecam serangan ini dan menyebutnya sebagai bentuk “perang teknologi” yang dilancarkan Israel. Dia juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak menghentikan agresi ini.
Serangan tersebut juga menyoroti ketegangan yang terus meningkat antara Hezbollah dan Israel, yang melihat kelompok itu sebagai ancaman utama di kawasan.
“Hezbollah telah menjadikan rumah-rumah warga sipil sebagai basis militer,” klaim tentara Israel dalam pernyataannya seperti dikutip dari Reuters..
Akan tetapi, meskipun terjadi serangan-serangan tersebut, situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon masih tetap terkendali, menurut juru bicara pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (RED).
Discussion about this post