ST.PETERSBURG, RADIANTVOICE.ID – Dalam pidatonya di hadapan para rektor di Rusia, Megawati Soekarnoputri menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan. Ia menegaskan bahwa AI memiliki potensi besar untuk membantu produktivitas manusia, tetapi harus dikelola dengan bijak.
“Saya mencermati bahwa perkembangan AI memang luar biasa, tapi juga berbahaya jika disalahgunakan,” ujar Megawati.
Dalam acara dialog bertajuk “Dialogue of Rectors : How Artificial Intelligence is Reshaping the Future of Universities and Higher Education“, untuk memperingati ulang tahun ke-300 St Petersburg State University Rusia, Megawati mengingatkan bahwa AI tidak boleh digunakan untuk memutuskan persoalan kemanusiaan yang kompleks. Menurutnya, pendidikan dan riset harus memprioritaskan nilai-nilai etika dan moralitas dalam penggunaan teknologi. “Pendidikan harus tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa saat ini telah terjadi konvergensi antara AI, bioteknologi, dan psikologi, yang dapat menggantikan keputusan rasional manusia dengan kecerdasan buatan. Hal ini, menurutnya, menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan.
“Apakah kita siap hidup dalam dunia yang dipenuhi ‘manusia robot’ yang hanya beralgoritma?” tanyanya.
Megawati juga berbagi pengalamannya mengenai video AI yang meniru suaranya dengan sempurna. Meski terkesan lucu, ia menilai fenomena tersebut bisa berdampak buruk jika digunakan untuk kepentingan negatif, seperti menyebarkan disinformasi. “Bagaimana jika semua ini hanya demi kekuasaan dan hawa nafsu manusia?” katanya sebagaimana dipetik dari Detik.
Di akhir pidatonya, Megawati mengajak para rektor di Rusia untuk bekerjasama dengan Indonesia dalam mengembangkan riset yang berbasis AI, namun tetap berfokus pada kesejahteraan manusia. “Kolaborasi ini penting agar AI bisa dimanfaatkan untuk kebaikan, bukan kehancuran,” tegasnya.
Dalam acara tersebut, hadir juga Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga dan beberapa tokoh PDIP lainnya (RED).
Discussion about this post