JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa keputusan bergabungnya PDIP dalam kabinet Prabowo Subianto ada di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Menurut Hasto, partai akan menggelar kongres pada 2025 untuk mendengarkan aspirasi akar rumput terkait sikap partai ke depan.
“Keputusan strategis sepenuhnya berada pada Ibu Megawati,” ujar Hasto di Puncak, Bogor, Rabu (18/9).
PDIP akan memprioritaskan aspek ideologis dalam menentukan langkah politik mereka. “Sikap ideologis adalah acuan utama PDIP dalam membentuk pemerintahan yang baik dengan kabinet profesional,” tegas Hasto.
Terkait kemungkinan pertemuan antara Megawati dan Prabowo, Hasto menyatakan pertemuan akan dijadwalkan setelah Megawati kembali dari kunjungannya ke Rusia dan Uzbekistan.
“Setelah Ibu Mega tiba di Indonesia, kita akan mencari momen yang tepat bagi kedua pemimpin untuk berdialog,” jelasnya.
PDIP menekankan pentingnya peran ideologi dalam pemerintahan yang akan datang. Hal ini, menurut Hasto, untuk memastikan jalannya pemerintahan sesuai prinsip-prinsip fundamental.
“Pesan ideologis dari PDIP sangat penting untuk memastikan kedaulatan pangan, energi, dan keuangan dapat tercapai,” imbuhnya.
Dalam konteks ini, PDIP tidak hanya mendengar dari kalangan elite, tetapi juga dari akar rumput. Hasto menyatakan bahwa aspirasi anggota partai di seluruh wilayah Indonesia akan turut mempengaruhi keputusan strategis partai di masa mendatang.
Hasto juga menambahkan bahwa pelantikan presiden baru pada 20 Oktober menjadi salah satu momen penting bagi PDIP untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Pelantikan presiden menjadi waktu penting untuk melihat apakah pemerintahan ke depan bisa berjalan sesuai pesan ideologis partai,” katanya.
Ia kembali menekankan bahwa partai memiliki visi jelas terkait tata kelola pemerintahan yang baik. “Yang diinginkan PDIP adalah pemerintahan yang mengutamakan ideologi, bukan sekadar pembagian kekuasaan,” ungkap Hasto.
Menutup pernyataannya, Hasto mengatakan PDIP siap berdialog dengan pihak manapun demi kebaikan bangsa.
“Kami terbuka untuk dialog, terutama untuk mencapai tujuan fundamental bagi Indonesia,” pungkasnya (RED).































Discussion about this post