JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Prof. Dr. Tirta Nugraha Mursitama, Ph.D., menegaskan pentingnya diplomasi investasi yang tidak hanya berjalan di meja perundingan, tetapi juga diketahui publik sebagai bentuk transparansi.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara Media Gathering bersama KF Jurnalis di kawasan Menteng, Jakarta, pada Kamis (2/10/2025).
Tirta menjelaskan, kerja-kerja diplomasi investasi Indonesia selama ini seringkali tidak diketahui masyarakat. Padahal, proses negosiasi internasional seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa bukan hanya soal perdagangan, tetapi juga investasi yang melibatkan BKPM sebagai aktor utama.
“Sering kali publik hanya melihat aspek perdagangan, padahal ada unsur investasi yang menentukan posisi kita di meja perundingan,” ujar Tirta.
Ia menekankan, pentingnya keterlibatan media agar publik memahami manfaat konkret dari kesepakatan investasi internasional. Transparansi ini juga dianggap sebagai bentuk akuntabilitas pemerintah.
“Kalau publik tahu manfaatnya, mereka bisa ikut mengawasi jalannya diplomasi. Jadi hasil kesepakatan tidak hanya menguntungkan asing, tapi juga investor dan masyarakat dalam negeri,” tambahnya.
Selain itu, Tirta menegaskan arah kebijakan investasi Indonesia kini semakin kuat pada hilirisasi dan transfer teknologi. Hal ini sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto yang mendorong akselerasi Indonesia masuk keanggotaan OECD sebagai negara berpenghasilan tinggi.
“Diplomasi investasi adalah kunci agar Indonesia bisa naik kelas. OECD adalah target kita, dan publik perlu memahami arti pentingnya,” tuturnya (RED).
Discussion about this post