LIMA, RADIANTVOICE.ID – Zetro Leonardo Purba (40), Diplomat Indonesia di Peru tewas ditembak oleh orang tak dikenal di kawasan Lince, Lima, Senin (1/9). Polisi menduga kuat pembunuhan tersebut merupakan aksi sicario atau pembunuhan bergaya bayaran yang kerap terjadi di Amerika Latin.
Insiden berdarah itu berlangsung di Avenida César Vallejo, blok 3, distrik Lince. Saat itu, korban sedang bersepeda menuju tempat tinggalnya. Tiga orang pria asing mendekat dan melepaskan tembakan berulang kali di depan pintu gedung apartemennya. Istri korban yang menunggu di depan bangunan hanya bisa menyaksikan peristiwa tragis tersebut.
Korban sempat dilarikan ke klinik setempat, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan. Purba diketahui baru tinggal di Peru selama lima bulan terakhir bersama istri dan dua anaknya.
“Ini kasus pertama sicariato di Lince tahun ini. Motifnya belum jelas, tapi tidak menutup kemungkinan merupakan aksi balas dendam. Divisi pembunuhan dan DEPINCRI Jesús María sudah melakukan penyelidikan,” ungkap Mayor Daniel Guivar dari Kepolisian Nasional Peru (PNP) kepada radio Exitosa.
Hasil penyelidikan awal polisi menunjukkan, para pelaku memiliki ciri fisik berbeda dari warga lokal. Hal ini memperkuat dugaan bahwa mereka merupakan warga asing yang sengaja dikontrak untuk melakukan eksekusi.
Kepolisian Peru menyatakan keprihatinan atas insiden tersebut. Mereka berjanji mengusut tuntas kasus ini dan memburu para pelaku yang masih buron.
Konteks Aksi Sicario di Peru
Fenomena sicario atau pembunuhan bayaran bukan hal baru di Peru. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus serupa meningkat seiring masuknya kelompok kriminal lintas negara, terutama yang berkaitan dengan narkotika dan kejahatan terorganisir.
Meski begitu, keterlibatan seorang diplomat asing sebagai korban menambah dimensi baru dalam kasus ini. Dugaan adanya pesan politik, persaingan bisnis, atau konflik pribadi kini menjadi fokus penyelidikan aparat keamanan (RED).
Discussion about this post