JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Wakil Menteri Transmigrasi (Wamen Trans) Viva Yoga Mauladi menegaskan komitmen Kementerian Transmigrasi (Kementrans) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat transmigran dan warga lokal. Hal ini disampaikan usai menerima audiensi tiga kepala daerah di ruang kerjanya, Gedung C, Kantor Kementrans, Kalibata, Jakarta, pada Selasa (9/7/2025).
Dalam satu hari, Viva Yoga secara bergantian menerima Bupati Toli-Toli (Sulawesi Tengah) H. Amran H. Yahya, Bupati Mesuji (Lampung) Hj. Elfianah Khanami, dan Bupati Sigi (Sulawesi Tengah) Muhammad Rizal Intjenae. Ketiganya menyampaikan berbagai persoalan di wilayah transmigrasi masing-masing, mulai dari minimnya infrastruktur, kurangnya fasilitas pendidikan dan kesehatan, hingga terbatasnya jalur distribusi hasil pertanian.
Salah satu keluhan datang dari Bupati Toli-Toli yang menyebut masih ada kawasan transmigrasi yang terisolasi. Jembatan di daerah tersebut bahkan masih menggunakan batang pohon kelapa, dan akses jalan sangat tidak memadai. Kondisi ini menyulitkan mobilitas warga, termasuk anak-anak yang harus bersekolah serta petani yang hendak menjual hasil panennya.
Menanggapi hal itu, Viva Yoga menyatakan bahwa permasalahan transmigrasi memang kompleks dan membutuhkan kerja lintas kementerian. “Presiden Prabowo Subianto membentuk kabinet besar karena masalah bangsa ini sangat banyak. Penambahan menteri bertujuan untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat dan efisien,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Kementrans menjalin sinergi dengan berbagai kementerian, seperti Kementerian PUPR, Kementerian Pertanian, ATR/BPN, Kementerian Kelautan dan Perikanan, hingga Kementerian Koperasi. Khusus untuk infrastruktur, ia menegaskan akan segera berkoordinasi dengan Kementerian PUPR, termasuk untuk pembangunan jalan maupun bendungan.
Program transmigrasi sendiri telah berlangsung sejak 1950 dan berkontribusi besar terhadap pembangunan wilayah baru. Hingga kini, transmigrasi telah melahirkan 1.567 desa, 466 kecamatan, 116 kabupaten, dan 3 provinsi. Salah satu contohnya adalah Kabupaten Mesuji, Lampung, yang menurut Viva Yoga merupakan hasil langsung dari program ini. “Dari 105 desa di Mesuji, 95 desa adalah desa transmigrasi,” terangnya.
Viva Yoga menegaskan bahwa keberlanjutan pembangunan di kawasan transmigrasi adalah kunci utama untuk mencapai tujuan program: menciptakan kesejahteraan dan menurunkan angka kemiskinan.
“Kami berkomitmen memberdayakan masyarakat dan mengembangkan ekonomi, baik di satuan permukiman transmigrasi maupun masyarakat lokal, agar pendapatan mereka meningkat dan kehidupan lebih sejahtera,” tegasnya (RED).
Discussion about this post