JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Penetapan Ahmad Heryawan (Aher) sebagai Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI menggantikan sang istri, Netty Prasetiyani Heryawan, bukan sekadar rotasi biasa. Di balik pergantian ini, tersirat dinamika internal Fraksi PKS yang mengedepankan kesinambungan, kaderisasi, dan penugasan strategis dalam menghadapi tantangan politik ke depan.
Pergantian tersebut diumumkan oleh Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, dalam rapat resmi di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (25/6/2025), berdasarkan surat Fraksi PKS bernomor 293/eksternal FPKS/DPR RI/VI/2025. Setelah disahkan dengan persetujuan bulat anggota BAM, Aher resmi memimpin lembaga yang berperan sebagai jembatan utama antara rakyat dan parlemen.
Perpindahan tongkat estafet dari Netty kepada Aher dinilai sebagai bentuk konsolidasi internal Fraksi PKS untuk memperkuat kerja-kerja aspiratif DPR, khususnya dalam mengawal isu sosial, kesejahteraan, dan perlindungan kelompok rentan.
Netty Prasetiyani selama ini dikenal vokal dalam isu perlindungan perempuan dan anak. Sementara Aher, dengan latar belakang dua periode sebagai Gubernur Jawa Barat, memiliki pengalaman dalam mengelola aspirasi publik secara langsung dan sistemik.
Pengamat politik dari LIPI, Dr. Indah Nuriyah, menyebut pergantian ini sebagai “manuver halus PKS dalam menjaga kesinambungan kerja parlemen sekaligus menunjukkan fleksibilitas gender dalam penugasan strategis.”
“PKS justru memperlihatkan bahwa suami-istri bisa saling menguatkan di ruang politik tanpa harus saling mendominasi. Ini narasi yang segar dan jarang terjadi dalam politik Indonesia,” ujarnya.
Badan Aspirasi Masyarakat DPR RI adalah salah satu alat kelengkapan dewan non-komisi yang bertugas menyalurkan aspirasi publik dari seluruh penjuru negeri. Dalam periode mendatang, tantangan BAM akan semakin besar, terutama dalam memastikan aspirasi digital dan akar rumput bisa dikawal menuju kebijakan konkret.
Dengan latar belakang teknokrat dan rekam jejak dalam membangun sistem pelayanan publik, Aher diyakini akan membawa pendekatan yang lebih struktural dalam kerja BAM, didampingi wakil ketua dari lintas fraksi: Adian Napitupulu, Taufiq R. Abdullah, Cellica Nurrachadiana, dan Agun Gunandjar Sudarsa.
Di tengah isu politik dinasti yang seringkali disorot negatif, pergantian ini menunjukkan sisi lain: harmoni politik berbasis nilai. Netty dan Aher bukan hanya pasangan suami istri, tetapi juga mitra perjuangan dalam jalur dakwah politik PKS sejak era reformasi.
Dengan sikap terbuka, Netty menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada suaminya tanpa polemik, menandakan kematangan politik keluarga Heryawan. Ini menjadi preseden unik dalam peta politik parlemen Indonesia.
“Pergantian ini bukan tentang siapa lebih kuat, tapi bagaimana memperkuat. Netty dan Aher menunjukkan bahwa loyalitas kepada rakyat bisa berganti tangan tanpa kehilangan arah,” tutup Indah Nuriyah (RED).































Discussion about this post