TEHERAN, RADIANTVOICE.ID – Sosok penting dalam struktur militer Iran, Mayor Jenderal Ali Shadmani, muncul dalam pemberitaan resmi Iran dengan pernyataan bahwa dirinya masih hidup. Pernyataan ini sekaligus membantah klaim Israel yang menyebutnya tewas dalam serangan udara presisi di Teheran beberapa hari lalu.
“Saya masih hidup dan siap mengorbankan diri saya,” demikian bunyi pernyataan Shadmani seperti dikutip media Iran Fars News dan Mehr News, serta dilansir kembali oleh Times of Israel. Media-media tersebut menampilkan Shadmani sebagai salah satu tokoh paling dekat dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Menurut laporan itu, Shadmani saat ini masih dalam tahap pemulihan akibat luka serius dari serangan udara Israel, namun kondisinya stabil dan membaik. Ucapan terima kasihnya kepada tim medis disampaikan melalui kantor berita Tasnim.
Sebelumnya, militer Israel mengklaim telah membunuh Shadmani dalam sebuah serangan udara presisi terhadap markas Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di Teheran. Operasi tersebut, menurut pernyataan militer Israel, dilakukan berdasarkan intelijen dari IDF Intelligence Branch, lembaga yang selama ini dikenal spesifik menyasar pejabat strategis militer Iran.
Shadmani baru lima hari menjabat sebagai Komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya, menggantikan pendahulunya Gholamali Rashid, yang juga tewas akibat serangan udara Israel pada 13 Juni lalu.
Sosok Kunci di Balik Operasi Militer Iran
Ali Shadmani bukan nama asing dalam dunia militer Iran. Ia sebelumnya menjabat Wakil Komandan Komando Darurat Khatam al-Anbiya serta mengepalai Departemen Operasi Staf Umum IRGC. Dalam perannya, Shadmani disebut sebagai arsitek koordinasi serangan rudal, drone, dan operasi militer terhadap Israel.
Menurut laporan Al Jazeera dan sejumlah media internasional, di bawah komandonya, Khatam al-Anbiya bertanggung jawab dalam merancang skenario serangan langsung ke wilayah Israel, terutama jika eskalasi konflik meningkat.
Militer Israel menyebut Shadmani sebagai “komandan paling senior yang saat ini bertanggung jawab atas respons strategis Iran,” sekaligus “orang terdekat Khamenei” dalam hal operasional militer.
Sejak dimulainya serangan udara Israel ke Teheran pada 13 Juni, perang terbuka antara dua kekuatan Timur Tengah ini terus berlangsung. Iran telah meluncurkan ratusan roket dan rudal balistik sebagai balasan, dan kedua negara saling menggempur dengan intensitas tinggi.
Data terbaru menyebutkan, jumlah korban tewas di Iran akibat serangan Israel terus bertambah. Sementara itu, Israel mengklaim berhasil melemahkan banyak fasilitas militer strategis Iran, termasuk pusat komando dan basis pengembangan rudal.
Namun dengan munculnya kembali Shadmani di hadapan publik, Iran kini memiliki narasi kuat untuk membantah keberhasilan Israel, sekaligus menunjukkan bahwa para tokoh kunci mereka masih tetap memimpin jalannya perlawanan.
Konflik belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Masing-masing pihak masih menyusun langkah berikutnya dalam pertarungan yang kini tak hanya di medan perang, tetapi juga di ranah informasi dan persepsi global (RED).
Discussion about this post