BEERSHEBA ISRAEL, RADIANTVOICE.ID – Serangan rudal balistik Iran kembali mengguncang wilayah selatan Israel pada Jumat pagi, menargetkan kota Beersheba untuk hari kedua berturut-turut. Tujuh orang dilaporkan mengalami luka ringan dan sejumlah bangunan hancur akibat hantaman rudal yang menciptakan kawah besar serta membakar beberapa kendaraan di lokasi kejadian.
Rumah Sakit Soroka, yang juga sempat menjadi sasaran serangan sehari sebelumnya, menerima para korban luka akibat gelombang kejut dan serpihan puing. Menurut Magen David Adom (MDA), para korban mengalami trauma tumpul, gangguan pernapasan akibat asap, serta gejala kecemasan akut. Mereka langsung dievakuasi ke ruang perawatan.
Ledakan dari rudal tersebut merusak beberapa blok apartemen, memporak-porandakan balkon, memecahkan kaca jendela, dan melontarkan serpihan logam serta beton ke berbagai arah. Para penghuni yang sebagian besar berada di ruang aman (safe room) berhasil dievakuasi oleh polisi, petugas medis MDA, dan tentara dari Komando Front Dalam Negeri.
“Kedisiplinan warga yang langsung masuk ke ruang aman menyelamatkan banyak nyawa. Meski kerusakan besar terjadi, keselamatan manusia tetap terjaga. Kini tantangan kami adalah menghimpun warga terdampak dan menyiapkan solusi hunian sementara,”ujar Wali Kota Beersheba, Ruvik Danilovich sebagaimana dikutip dari The Times of Israel, Jum’at (20/06).
Seorang pejabat militer Israel mengonfirmasi bahwa serangan tersebut berasal dari satu rudal balistik Iran yang lolos dari sistem pertahanan udara Israel. Namun, sebelum rudal itu ditembakkan, Angkatan Udara Israel berhasil menghancurkan tiga peluncur rudal lainnya yang telah disiapkan Iran untuk serangan lanjutan ke Beersheba.
“Pagi ini, Iran berencana meluncurkan rentetan rudal ke Beersheba. Kami berhasil mengidentifikasi dan menghancurkan tiga peluncur aktif sebelum peluncuran dilakukan,” ujar Juru Bicara IDF Brigjen Effie Defrin. Ia menambahkan bahwa serangan balasan Israel secara signifikan mengurangi potensi kerusakan lebih besar.
Gelombang Serangan dan Balasan
Militer Israel melaporkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, lebih dari 60 jet tempur telah dikerahkan untuk menghantam fasilitas militer Iran. Sekitar 120 amunisi dijatuhkan pada berbagai sasaran, termasuk pusat produksi komponen rudal, fasilitas bahan baku pembuatan mesin roket, serta markas proyek nuklir SPND yang disebut sebagai pusat pengembangan teknologi senjata Iran.
Selain itu, Israel juga melancarkan serangan ke beberapa peluncur rudal balistik aktif dan seorang komandan militer Iran yang diduga berada di lokasi peluncuran.
Serangan udara Israel disebut berlangsung hanya beberapa saat sebelum rudal menghantam Beersheba—sebuah indikasi bahwa upaya Israel berhasil mencegah serangan yang lebih luas. IDF juga mengeluarkan peringatan evakuasi untuk warga sipil Iran di kawasan industri Sefidrood dan desa Kalash Taleshan di barat laut Iran.
Namun, mengingat akses internet Iran yang diblokir dari dunia luar, belum diketahui seberapa luas peringatan ini dapat diakses warga.
Militer Israel mengklaim telah menargetkan sistem pertahanan udara Iran, termasuk peluncur dan radar rudal permukaan-ke-udara di Isfahan dan Teheran, dalam upaya memperluas supremasi udara.
“Pesawat tempur dan drone IAF terus beroperasi bebas di langit Iran, menyerang sasaran militer yang berkaitan dengan rezim,” kata IDF. Israel berambisi menguasai penuh ruang udara Iran demi melumpuhkan potensi ancaman lanjutan.
Latar Belakang Konflik
Sejak 13 Juni 2025, Israel meluncurkan serangan udara terhadap program nuklir dan rudal balistik Iran, yang dianggap sebagai ancaman eksistensial. Iran merespons dengan meluncurkan lebih dari 450 rudal balistik dan sekitar 1.000 drone ke wilayah Israel. Sebagian besar berhasil dicegat, namun sejumlah rudal lolos dan menyebabkan korban jiwa serta kerusakan luas.
Pemerintah Iran membantah memiliki niat mengembangkan senjata nuklir, meski tingkat pengayaan uranium mereka melampaui batas untuk keperluan sipil. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menuduh Iran menghalangi akses pengawas ke fasilitas-fasilitas sensitif.
Sementara itu, sebuah kelompok HAM Iran yang berbasis di Washington melaporkan bahwa sedikitnya 639 orang tewas di Iran, termasuk 263 warga sipil, dan lebih dari 1.300 lainnya terluka. Di pihak Israel, 24 orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya luka-luka akibat serangan rudal Iran.
Konflik antara kedua negara terus menunjukkan eskalasi dan menimbulkan kekhawatiran luas akan pecahnya perang terbuka yang lebih luas di kawasan Timur Tengah (RED).
Discussion about this post