WASHINGTON, RADIANTVOICE.ID – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menetapkan tenggat waktu dua pekan untuk memutuskan apakah Washington akan bergabung dalam perang Israel melawan Iran. Gedung Putih menyebut keputusan ini memberi ruang bagi upaya negosiasi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Langkah ini diumumkan setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, secara terbuka menyatakan tujuan perang negaranya adalah perubahan rezim di Teheran. Dalam kunjungannya ke rumah sakit yang terkena serangan rudal Iran, Katz menegaskan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, “tidak boleh dibiarkan terus ada”.
“Dia memerintahkan serangan ke rumah sakit. Orang seperti itu tak bisa dibiarkan hidup,” kata Katz sebagaimana dilansir dari The Guardian, Kamis (19/06). Ia juga mengklaim telah menginstruksikan peningkatan serangan terhadap target-target pemerintah Iran guna “meruntuhkan” kekuasaan Teheran.
Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa perubahan rezim bukanlah “tujuan formal” dari operasi militer mereka. Pernyataan ini muncul di tengah berlanjutnya konflik yang kini telah memasuki hari ketujuh.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa komunikasi dengan Teheran masih berlangsung dan jalur diplomasi belum sepenuhnya tertutup. Salah satu pertimbangan utama bagi Trump adalah efektivitas senjata penghancur bunker AS untuk menyerang fasilitas nuklir Fordow, yang berada 100 meter di bawah tanah dekat kota suci Qom, dan tidak bisa dihancurkan oleh arsenal Israel.
Sementara itu, sejumlah pihak di Eropa dan dunia internasional terus mendorong penyelesaian damai. Menteri Luar Negeri Iran dijadwalkan bertemu dengan para mitranya dari Inggris, Prancis, dan Jerman di Jenewa, Jumat ini. Rusia dan Oman juga menawarkan diri sebagai mediator.
Di Washington, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dan Menlu AS Marco Rubio bertemu di Gedung Putih, membahas peluang perjanjian diplomatik. Lammy menyebut ada jendela waktu yang sangat penting selama dua minggu ke depan untuk meredam eskalasi dan menghindari perang besar.
Netanyahu Bandingkan Diri dengan Cyrus Agung
Dalam pidatonya usai kunjungan ke RS Soroka di Beersheba, Netanyahu membandingkan langkah Israel dengan kisah Cyrus Agung, Raja Persia yang membebaskan orang Yahudi dari perbudakan Babilonia.
“Hari ini, negara Yahudi sedang menciptakan jalan untuk membebaskan bangsa Persia,” ujarnya, sembari menegaskan bahwa keputusan menggulingkan pemerintahan Iran tetap ada di tangan rakyat Iran sendiri.
Namun, para tokoh oposisi Iran, termasuk mantan tahanan politik, menolak klaim bahwa perang ini adalah bentuk pembebasan. Mereka mengingatkan tragedi Irak pasca-penggulingan Saddam Hussein oleh AS, yang membuka jalan bagi kekacauan sektarian dan munculnya ISIS.
Iran dilaporkan telah memindahkan rudal-rudalnya untuk mempersiapkan serangan terhadap aset Amerika jika Washington memutuskan ikut berperang. Khamenei memperingatkan bahwa AS akan menghadapi “kerusakan tak terpulihkan” jika mengubah posisi dari pendukung pertahanan Israel menjadi pelaku serangan langsung.
Iran juga mempertimbangkan menutup Selat Hormuz, jalur vital yang dilalui seperlima kebutuhan minyak dunia setiap harinya. Di sisi lain, pesawat tempur Israel telah membom reaktor air berat dekat Arak dan kembali menyerang fasilitas pengayaan uranium di Natanz.
Meskipun Iran bersikeras bahwa program nuklirnya bertujuan damai, laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) baru-baru ini menyebutkan bahwa Teheran telah memperkaya uranium hingga level 60%, satu langkah teknis menuju tingkat senjata.
Israel sendiri, meski tidak pernah secara resmi mengakui memiliki senjata nuklir, dianggap sebagai satu-satunya negara di kawasan yang memiliki persenjataan nuklir. Saat ini, sejumlah negara telah mulai mengevakuasi warganya dari Iran dan Israel. Bandara utama Israel tetap ditutup sejak serangan pertama terhadap Iran terjadi.
Dengan waktu yang semakin menipis, keputusan Trump dalam dua minggu ke depan akan sangat menentukan arah konflik ini: apakah menuju jalan damai, atau perang skala penuh yang melibatkan kekuatan global (RED).
Discussion about this post