TEHERAN, RADIANTVOICE.ID – Di tengah meningkatnya eskalasi konflik antara Iran dan Israel yang ditandai saling serang rudal dan serangan udara, pemerintah Iran dilaporkan tengah mempertimbangkan serius untuk menutup Selat Hormuz – jalur pelayaran minyak paling vital di dunia yang menghubungkan Oman dan Iran.
Mengutip laporan The News pada Minggu (16/6), langkah strategis ini diungkapkan oleh anggota Komisi Keamanan Parlemen Iran, Esmail Kosari, melalui siaran televisi nasional IRINN.
Ketegangan memuncak pada Sabtu malam ketika rentetan rudal kembali diluncurkan dalam malam kedua berturut-turut perang terbuka antara Iran dan Israel. Seorang saksi mata, sebagaimana laporan Reuters, menyatakan bahwa sejumlah rudal melintas di atas kota Yerusalem, sementara sirene serangan udara meraung-raung di Haifa. Militer Israel (IDF) menyatakan sistem pertahanan udaranya aktif dan telah mengidentifikasi serangan rudal yang berasal dari wilayah Iran.
“Begitu menerima peringatan, warga diminta segera masuk ke ruang perlindungan dan tetap di sana hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata IDF dalam pernyataannya.
Media pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa serangan balasan terhadap Israel melibatkan rudal dan drone yang menyasar sejumlah titik strategis.
Sementara itu, pemerintah Irak mengecam pelanggaran wilayah udaranya oleh pesawat tempur Israel dan mendesak Amerika Serikat agar mencegah pelanggaran semacam itu. “Pemerintah Irak mendesak AS untuk memenuhi tanggung jawabnya sesuai perjanjian bilateral dan mencegah pesawat milik entitas Zionis kembali melanggar wilayah udara Irak,” ujar juru bicara militer Irak, Sabah al-Numan, dikutip Reuters.
Di sisi lain, Oman mengumumkan pembatalan putaran terbaru pembicaraan nuklir Iran-AS yang seharusnya digelar di Muscat pada Minggu ini. Menteri Luar Negeri Oman, Badr Albusaidi, menyatakan lewat media sosial X bahwa “diplomasi dan dialog tetap menjadi satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi.”
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, sebelumnya menegaskan bahwa pembicaraan semacam itu “tidak dapat dibenarkan” selama Israel terus melakukan agresi militer.
Sementara itu, juru bicara militer Israel, Brigadir Jenderal Effie Defrin, menyatakan bahwa jalur udara menuju ibu kota Iran kini telah dikuasai. “Kami telah menciptakan kebebasan aksi udara dari Iran barat hingga ke Teheran […] Teheran kini bukan lagi zona aman,” ujarnya.
Jika Selat Hormuz benar-benar ditutup, dampaknya diperkirakan akan mengganggu 20% pasokan minyak dunia dan memicu lonjakan harga minyak secara global (RED).
Discussion about this post