TEHERAN, RADIANTVOICE.ID – Pemerintah Iran menuduh Amerika Serikat berada di balik agresi militer Israel ke wilayahnya, menyebut adanya “bukti kuat dan meyakinkan” atas keterlibatan langsung militer AS dalam serangan yang menghantam sejumlah fasilitas penting di Teheran, Jumat (13/6) lalu.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyampaikan tudingan itu dalam pertemuan dengan para duta besar negara sahabat di Teheran, Minggu (15/6). Ia menyebut bahwa agresi Israel tidak akan mungkin dilakukan tanpa koordinasi dengan dan dukungan dari Amerika Serikat.
“Kami memiliki bukti bahwa pasukan dan pangkalan militer Amerika di kawasan mendukung serangan ini. Keterlibatan AS menjadi alasan utama gagalnya perundingan nuklir Iran,” ujarnya, seperti dikutip Middle East Monitor.
Araghchi menanggapi pernyataan resmi Washington yang membantah terlibat dalam serangan Israel terhadap fasilitas nuklir di provinsi Isfahan. Menurut dia, klaim AS tidak bisa diterima, karena bukti di lapangan menunjukkan hal sebaliknya.
“Jika benar tidak terlibat, maka AS harus mengutuk serangan itu secara terbuka. Bukan hanya lewat pesan pribadi. Dunia berhak melihat sikap nyata, bukan diplomasi dua muka,” katanya.
Iran menyebut serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 78 orang, termasuk warga sipil dan anak-anak. Balasan Iran kemudian diluncurkan melalui operasi True Promise III, yang menghantam sejumlah target di Tel Aviv dan Haifa.
Menurut Araghchi, serangan Israel terjadi bersamaan dengan momentum diplomatik yang krusial, yakni negosiasi nuklir antara Iran dan Amerika Serikat. Karena itu, ia menilai agresi tersebut sebagai sabotase yang disengaja untuk menghentikan jalur diplomasi.
“Serangan ini terjadi justru saat dialog sedang berlangsung. Sangat jelas bahwa ada pihak yang ingin mengganggu perdamaian. Sayangnya, ini bukan hanya soal Israel, tetapi juga tentang mereka yang mendukungnya dari belakang layar,” tegas Araghchi.
Iran, lanjutnya, tetap membuka kemungkinan untuk menghentikan operasi militer, namun dengan satu syarat: Israel harus lebih dahulu menghentikan agresinya.
Araghchi juga meminta negara-negara Muslim untuk lebih vokal dan solid dalam merespons agresi Israel, serta mendesak PBB dan komunitas internasional mengambil tindakan nyata atas pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel.
“Kami tidak akan tinggal diam. Tapi kami juga percaya bahwa tekanan global bisa menghentikan kekerasan ini jika ada kemauan politik bersama,” pungkasnya (RED).
Discussion about this post