JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Empat desa dari berbagai penjuru Indonesia tampil menjadi sorotan dalam forum nasional bertajuk Sharing Knowledge Desa Berketahanan Pangan dan Iklim yang digelar di Hotel Golden Boutique, Kemayoran, Jakarta, mulai 10 hingga 12 Juni 2025. Praktik inovatif mereka dinilai mampu menjadi model bagi desa-desa lain yang rentan terhadap krisis pangan dan iklim.
Dalam laporan pembukaan acara, Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa dan Daerah Tertinggal, Mulyadin Malik, menyampaikan bahwa forum ini menjadi ajang tukar pengetahuan dan inspirasi lintas daerah dan kementerian. Empat desa yang menjadi contoh dalam dokumentasi video adalah:
-
Desa Sidan (Gianyar, Bali) dengan tema Tani Organik Pulihkan Bumi
-
Desa Namang (Bangka Tengah, Babel) dengan tema Kita Menjaga Hutan, Hutan Menjaga Kita
-
Desa Batu Cermin (Manggarai Barat, NTT) dengan tema Muda Berkarya, Wujud Harapan Desa Tangguh Iklim
-
Desa Cibiruetan (Bandung, Jabar) dengan tema Rantai Ekonomi Sirkular Hidupkan Desa
“Video ini bukan sekadar dokumentasi, tetapi cerminan solusi konkret yang telah dilakukan oleh desa-desa kita,” ungkap Mulyadin di hadapan Menteri Desa, para kepala dinas provinsi, dan ratusan peserta dari berbagai instansi.
Acara ini turut dihadiri oleh 335 peserta dari kementerian dan lembaga seperti Kemendagri, KLHK, Kementerian Pertanian, Kemenko Perekonomian, BMKG, BRIN, hingga organisasi masyarakat sipil. Selain itu, hadir pula kepala desa, perwakilan pemerintah daerah, serta para akademisi.
Mulyadin juga menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional yang didukung oleh pendanaan luar negeri (PHLN) dan World Bank, melalui Program Penguatan Pemerintah dan Pembangunan Desa. Finalisasi dokumentasi sendiri telah dilakukan melalui rapat teknis pada akhir Mei 2025.
“Melalui forum ini, kita berharap akan muncul banyak desa lain yang berani mengambil langkah-langkah progresif dalam menghadapi ancaman pangan dan iklim,” ujarnya.
Sesi diskusi panel juga akan menghadirkan tujuh narasumber dari berbagai bidang, termasuk Bupati Goa, Bupati Cilacap, akademisi IPB, Kepala Dinas PMD Sleman, hingga pakar lingkungan dari lembaga riset internasional.
Acara dibuka secara resmi oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, dengan harapan agar kegiatan ini mampu memperkuat sinergi antarpemangku kepentingan dalam menciptakan desa-desa yang mandiri dan tangguh terhadap perubahan zaman.
“Praktik-praktik baik ini adalah bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari desa,” tegas Mulyadin.
Forum ini diharapkan mampu memperluas cakrawala para peserta, serta mendorong replikasi inovasi serupa di berbagai daerah, khususnya di wilayah yang selama ini dianggap rentan terhadap krisis iklim dan kerawanan pangan (RED).
Discussion about this post