JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Yandri Susanto menegaskan bahwa desa-desa di Indonesia punya potensi besar untuk menjadi pusat ketahanan pangan sekaligus kekuatan ekonomi mandiri, jika dikelola secara tepat dan sesuai karakteristik wilayah masing-masing.
Dalam acara Sharing Knowledge bertema Desa Berketahanan Pangan dan Iklim yang digelar di Jakarta, Selasa (10/6), Yandri menyampaikan pentingnya pemanfaatan Desa secara tematik. Ia menyarankan agar desa menanam atau mengembangkan komoditas unggulan sesuai kondisi lokal.
“Kalau bagus di padi, tanam padi. Kalau cocok jagung, ya tanam jagung. Tapi kalau unggul ayam petelur, silakan kembangkan itu. Jangan dipaksakan seragam, karena tiap desa punya kekuatan unik,” jelas Yandri.
Kebijakan ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto soal penguatan ketahanan pangan nasional. Yandri bahkan menyebut potensi desa bisa menjadi penyuplai utama bahan baku untuk program makan bergizi gratis yang kini sedang digalakkan pemerintah.
“Masak makanan bergizi, tapi berasnya dari luar desa, ikannya dari luar, cabai juga dari luar? Padahal uang yang berputar dari program itu besar. Harusnya desa bisa jadi pelaku utama, bukan cuma penonton,” tegasnya.
Ia juga menyoroti peran Koperasi Desa Merah Putih sebagai jembatan ekonomi desa. Koperasi ini bisa menjadi pihak yang menghimpun, membeli, dan menjual hasil produksi desa, menciptakan ekosistem ekonomi dari hulu ke hilir.
Sebagai contoh inspiratif, Yandri mengangkat praktik Desa Cibiru Wetan, Bandung, Jawa Barat yang memanfaatkan limbah rumah tangga untuk budidaya maggot. Maggot tersebut diberikan ke ayam petelur, yang kemudian menghasilkan telur sebagai sumber protein. Semua proses berlangsung di desa tanpa ketergantungan dari luar.
“Dari sampah, jadi maggot, jadi telur, jadi sumber gizi. Ini siklus ekonomi dan pangan yang ideal. Bahkan bisa jadi contoh nasional,” katanya.
Contoh lain datang dari sebuah desa di Gianyar, Bali, yang dulu gersang, kini berubah menjadi hijau dan produktif berkat inovasi masyarakatnya. Yandri mengajak seluruh desa untuk memaksimalkan potensi lokal dengan cerdas, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
“Panas makin gampang, hujan makin tak tentu. Desa harus inovatif, jangan pasif. Kita butuh kecerdasan lokal yang diangkat jadi kekuatan nasional,” pungkasnya (RED).
Discussion about this post