JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Dunia maya mendadak heboh setelah komika sekaligus sutradara Ernest Prakasa mengumumkan pamit dari platform Twitter, yang kini dikenal sebagai X. Keputusan ini sontak memicu reaksi beragam, terutama dari para buzzer dan netizen yang selama ini aktif berdiskusi (atau berdebat) dengannya di lini masa.
Kabar hengkangnya Ernest pertama kali diketahui lewat unggahan Instagram Stories berlatar hitam pada Minggu (8/6). Dengan nada reflektif, kreator film Cek Toko Sebelah ini menyampaikan bahwa dirinya telah mengambil keputusan final.
“Setelah sekian lama tergoda tapi masih bimbang, hari ini (akhirnya) gue mengikuti jejak Raditya Dika, Irwandi Ferry dan teman-teman lain untuk meninggalkan platform Twitter atau X,” tulis Ernest.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Menurut Ernest, Twitter yang dulu penuh percakapan segar kini terasa melelahkan dan tidak lagi menyenangkan.
“It was fun, but it’s no longer what it used to be,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengaku lelah dan merasa tak lagi nyaman berada di tengah pusaran percakapan yang kerap memanas.
“Cape aja, teman-temean juga banyak (yang pamit dari Twitter),” ujarnya singkat.
Seperti diketahui, Ernest Prakasa kerap bersuara vokal soal isu-isu sosial dan politik. Banyak cuitannya menjadi bahan diskusi publik, namun tak sedikit pula yang memicu perdebatan panas dengan akun-akun pendukung kekuasaan, yang kerap disebut buzzer oleh sebagian warganet.
Sebelum menghapus akunnya, salah satu cuitan terakhir Ernest menyinggung soal transparansi anggaran hadiah jam tangan mewah untuk Timnas Indonesia usai kemenangan atas Cina, Kamis (5/6).
“Turut senang untuk para pemain yang sudah berjuang. Tapi sebagai warga negara, sepertinya wajar kalo gw bingung, katanya lagi penghematan, trus ini pake anggaran apa?”
Pernyataan tersebut ramai dibicarakan, dengan berbagai akun pro dan kontra merespons tajam.
Dengan kepergiannya dari Twitter, publik pun bertanya-tanya: apakah ini sinyal bahwa platform tersebut sudah tak lagi ramah bagi diskusi kritis? Atau ini justru awal dari eksodus publik figur dari media sosial yang kini disebut “medan perang buzzer”? (RED).
Discussion about this post