JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi rakyat kembali bergema di tengah masyarakat urban. Hari ini, warga Kelurahan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, resmi mendirikan Koperasi Merah Putih Kelurahan Duren Tiga (Kompduta) dalam Musyawarah Kelurahan (Muskel) yang berlangsung demokratis dan penuh antusiasme.
Kompduta merupakan bagian dari gerakan nasional membentuk 80.000 koperasi di seluruh Indonesia, sebuah inisiatif besar dari Presiden Prabowo Subianto yang mendorong kebangkitan ekonomi kerakyatan berbasis koperasi di tingkat desa dan kelurahan.
Musyawarah ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat: Lurah Duren Tiga Mansyur Sabban, perwakilan Kecamatan Pancoran, tokoh masyarakat, pengurus RT/RW, pelaku UMKM, hingga pejabat dari Suku Dinas Koperasi dan UMKM Jakarta Selatan. Suasana kekeluargaan terasa kuat sejak awal, saat tujuh kandidat ketua koperasi mengajukan diri.
Namun bukan persaingan yang muncul, melainkan kesepakatan bersama: setelah diskusi internal, ketujuh kandidat justru saling mendukung dan menyusun struktur koperasi secara kolektif. Terpilihlah Marwan Aziz, SP sebagai Ketua Harian Kompduta, didampingi empat pengurus lainnya dan dua dewan pengawas dari unsur masyarakat dan pemerintahan.
“Koperasi ini bukan hanya entitas ekonomi, tapi juga alat pemersatu warga, jembatan solidaritas sosial, dan jalan menuju kemandirian,” tegas Mansyur Sabban, Lurah Duren Tiga yang juga didaulat sebagai Ketua Dewan Pengawas Kompduta.
Ia mengingatkan bahwa koperasi harus dikelola secara demokratis, transparan, dan akuntabel, agar mampu bertahan dan memberikan manfaat nyata dalam jangka panjang.
Bukan Koperasi Biasa, Ini Mesin Ekonomi Serba Guna
Ketua terpilih, Marwan Aziz, menjelaskan bahwa Kompduta akan mengelola berbagai unit usaha strategis sesuai kebutuhan warga Duren Tiga dan potensi pasar perkotaan. Mulai dari toko sembako murah, unit simpan pinjam, layanan logistik, klinik dan apotek kelurahan, hingga layanan koperasi digital.
“Kami tidak ingin koperasi ini hanya menjadi formalitas. Kompduta akan menjadi mesin ekonomi baru yang produktif, efisien, dan inklusif,” ungkap Marwan, yang juga Pascasarjana Manajemen di Universitas Nasional (UNAS).
Dengan semangat keterbukaan dan partisipasi warga, Kompduta ditargetkan tumbuh sebagai koperasi unggulan di DKI Jakarta, bukan hanya dalam jumlah anggota, tapi juga dalam kualitas pelayanan dan inovasi bisnisnya.
Kompduta dibentuk berdasarkan prinsip koperasi yang sejati: dari, oleh, dan untuk anggota. Semua keputusan strategis diambil dalam forum musyawarah yang melibatkan warga, dan keuntungan koperasi akan kembali kepada anggota sebagai sisa hasil usaha (SHU), bukan kepada segelintir pemilik modal.
Koperasi ini akan membuka pendaftaran terbuka bagi seluruh warga Kelurahan Duren Tiga, dan proses legalitas sedang dilengkapi melalui notaris serta Kementerian Hukum dan HAM RI.
Salah satu terobosan Kompduta adalah komitmen mengembangkan layanan koperasi berbasis digital: dari pendaftaran anggota, transaksi simpan pinjam, hingga pemesanan sembako dan layanan logistik bisa dilakukan secara online. Hal ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat urban dan semangat efisiensi zaman digital.
“Kami ingin koperasi ini tidak ketinggalan zaman. Digitalisasi bukan hanya alat bantu, tapi bagian dari strategi inti,” tambah Marwan.
Pembentukan Kompduta menjadi bukti nyata bahwa koperasi masih relevan, bahkan sangat strategis, dalam membangun ekonomi rakyat dari bawah. Ketika negara dan warga bergandengan tangan, mimpi tentang ekonomi kerakyatan yang tangguh bukan lagi utopia, tapi sedang diwujudkan dimulai dari Duren Tiga (RED).
Discussion about this post