YAMAN, RADIANTVOICE – Israel kembali menuai kecaman dunia setelah menyerang Bandara Internasional Sana’a, Yaman, pada Rabu pagi (28/5). Serangan udara tersebut menghancurkan satu-satunya pesawat yang masih beroperasi di bandara itu, yang rencananya akan digunakan untuk menerbangkan jemaah haji ke Makkah.
Menurut laporan Quds News Network dan The Cradle yang dikutip Kamis (29/5), pesawat sipil jenis Airbus A320-233 milik Yemenia Airways itu baru tiba dari Amman, Yordania, dan telah dijadwalkan untuk melayani dua penerbangan haji setiap hari selama sembilan hari ke depan.
Rudal Israel menghantam langsung landasan pacu dan pesawat tersebut, menyebabkan kerusakan parah dan membatalkan seluruh jadwal keberangkatan. Puluhan jemaah haji yang seharusnya terbang ke Tanah Suci kini terkatung-katung tanpa kepastian. Direktur Bandara Sana’a, Khaled al-Shaif, menyebut serangan itu sebagai aksi disengaja terhadap koridor kemanusiaan.
“Ini bukan hanya serangan militer, ini sabotase terhadap ibadah umat Muslim. Ini kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujar al-Shaif.
Yemenia Airways segera mengumumkan penangguhan semua penerbangan dari Bandara Sana’a hingga pemberitahuan lebih lanjut, menyusul hancurnya pesawat beberapa saat sebelum penumpang dijadwalkan naik.
Tindakan Israel ini terjadi tak lama setelah angkatan bersenjata Yaman meluncurkan serangan balasan ke Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, yang menyebabkan kekacauan di pusat penerbangan utama Israel.
Serangan demi serangan terus mewarnai eskalasi konflik yang dipicu oleh agresi Israel di Jalur Gaza. Dalam 601 hari genosida yang berlangsung, hampir 54.000 warga Palestina dilaporkan tewas—termasuk lebih dari 16.000 anak-anak.
Komunitas internasional kini mendesak penyelidikan atas serangan terhadap fasilitas sipil di Yaman, sementara publik dunia terus menyuarakan kemarahan atas pelanggaran hukum humaniter oleh Israel (RED).
Discussion about this post