JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Kritik pedas dilontarkan oleh Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, lewat unggahannya di platform X (sebelumnya Twitter), Selasa (27/5). Dalam cuitannya, ia menyoroti tanggapan Istana yang dinilai setengah hati terkait dugaan intimidasi terhadap penulis kolom Detik[dot]com.
Respons resmi dari Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menurut Saidiman, justru tidak menyentuh akar persoalan: rasa aman warga negara dalam menyampaikan kritik dan gagasan. Alih-alih memberi perlindungan terhadap kebebasan berpendapat, pernyataan istana justru lebih fokus membantah isu soal tentara aktif yang menempati jabatan sipil.
“Responsnya tidak menyentuh substansi. Istana seolah hanya ingin membela diri, bukan membela kebebasan warga,” tulis Saidiman.
Tak hanya itu, ia juga menyinggung soal potensi pelanggaran merit system, menyusul mutasi mendadak seorang perwira militer ke jabatan sipil. Menurutnya, berhenti dari dinas militer bukan serta-merta menjamin kompetensi dalam mengelola jabatan sipil.
“Pertanyaannya sederhana: apakah seorang perwira militer otomatis kompeten mengisi posisi sipil?” cetusnya.
Saidiman menilai hal ini sebagai bukti bahwa negara semakin tidak sensitif terhadap isu kebebasan sipil dan tata kelola pemerintahan yang profesional. Ia pun menutup pernyataannya dengan seruan keras:
“Lawan intimidasi! Tegakkan profesionalitas pejabat! Wujudkan merit system dengan sungguh-sungguh,”tutupnya (RED).
Discussion about this post