JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Ketika dunia sibuk dengan rutinitas harian, tragedi kemanusiaan di Gaza terus berlangsung tanpa henti. Pada Jumat, 23 Mei 2025, serangan udara Israel kembali menargetkan wilayah pemukiman sipil dan menghancurkan rumah seorang dokter anak, Dr. Alaa Al-Najjar, yang tengah bertugas di klinik saat tragedi itu terjadi.
Sembilan dari sepuluh anak Dr. Al-Najjar yang masih kecil tewas seketika, hanya satu yang selamat dalam kondisi luka berat. Suaminya, Dr. Hamdi Al-Najjar, juga kritis. Rekaman video yang dirilis oleh Pertahanan Sipil Palestina memperlihatkan jenazah anak-anak kecil diangkat dari puing-puing bangunan yang hancur total.
Friends of Palestine Network (FoP), organisasi kemanusiaan yang berbasis di Jakarta, menyampaikan pernyataan resmi melalui CEO-nya, Rayyan Abdallah. Ia menegaskan bahwa tragedi ini bukan kejadian tunggal, melainkan bagian dari rangkaian genosida sistematis terhadap warga Gaza.
“Ini adalah penghancuran menyeluruh bukan hanya rumah, tetapi harapan, kehidupan, dan masa depan keluarga-keluarga tak berdosa,” ungkap Rayyan.
FoP mengecam keras serangan tersebut dan mendesak media internasional untuk lebih aktif menyuarakan penderitaan rakyat Palestina. Mereka juga menyerukan intervensi segera dari komunitas global untuk menghentikan kebrutalan yang telah menelan ribuan korban sipil, termasuk anak-anak dan tenaga medis.
Rayyan menegaskan bahwa masyarakat dunia tidak boleh tinggal diam.
“Dengan menyuarakan kisah seperti yang dialami Dr. Alaa, kita tidak hanya menyebarkan kesadaran, tapi juga memperjuangkan nilai kemanusiaan yang seharusnya universal,” tuturnya.
Seruan ini menjadi pengingat bahwa di balik angka dan laporan statistik korban, ada manusia yang kehilangan segalanya bahkan saat mereka sedang menyelamatkan nyawa orang lain (RED).
Discussion about this post