JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Rektor Universitas Insan Cita Indonesia (UICI), Prof. Laode Masihu Kamaluddin, menyampaikan pidato penuh makna dalam Webinar Spesial Hari Kebangkitan Nasional 2025 bertema “AI, Keterbukaan Informasi, dan Kebangkitan” yang digelar di Jakarta, Selasa (20/5/2025). Acara ini digelar untuk memperingati 117 tahun Hari Kebangkitan Nasional sekaligus menjadi refleksi atas tantangan baru Indonesia di era digital.
Dalam sambutannya, Prof. Laode mengingatkan bahwa bila 117 tahun lalu bangsa Indonesia menghadapi kebodohan dan keterbelakangan akibat penjajahan, maka tantangan besar hari ini adalah defisit literasi digital dan minimnya talenta teknologi.
“Hari ini, masalah kita bukan lagi buta huruf biasa, tapi buta digital. Untuk menuju Indonesia Emas 2045, kita membutuhkan minimal 9 juta talenta digital. Tapi realitanya, kita masih jauh dari angka itu,” ujarnya dengan penuh penekanan.
Prof. Laode menambahkan, kebutuhan akan talenta digital sangat krusial untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan target ekonomi terbesar ke-4 dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat pada tahun 2045. “Kalau kita tidak siap, kita akan tertinggal. Talenta digital bukan pilihan, tapi keharusan,” tegasnya.
Sebagai kampus digital pertama di Indonesia, UICI merasa terpanggil untuk menjadi bagian dari solusi atas defisit ini. Ia menyebutkan bahwa pemerintah, khususnya Presiden RI ke-7 Joko Widodo, telah mengakui pentingnya peran UICI dalam membentuk ekosistem pendidikan berbasis teknologi dan digitalisasi.
“UICI akan terus mendorong transformasi digital di sektor pendidikan. Kami bukan hanya memproduksi lulusan, tapi juga mencetak talenta digital yang siap masuk ke industri masa depan,” imbuh Prof. Laode.
Webinar tersebut turut dihadiri oleh Komisioner Bidang Sosialisasi, dan Edukasi dan Komunikasi Publik Komisi Informasi Pusat, Samrotunnajah Ismail, serta tokoh-tokoh penting dalam bidang kecerdasan buatan dan keterbukaan informasi, seperti Erick Sidarta (AI Strategist – Executive Director, Futurescale Digital Indonesia) dan Arrum Dara Efda, S.I.Kom.,M.I.Kom (Kaprodi Komunikasi Digital UICI).
Kolaborasi UICI dengan Komisi Informasi Pusat dinilai sebagai langkah strategis untuk membangun kesadaran nasional tentang pentingnya keterbukaan informasi dan penguasaan teknologi. Prof. Laode menekankan bahwa semangat Hari Kebangkitan Nasional harus direinterpretasi ulang sesuai konteks zaman.
“20 Mei harus kita rayakan bukan hanya sebagai momen historis, tapi juga sebagai Hari Kebangkitan Digital Indonesia. Di era AI dan data, bangsa yang tidak melek teknologi akan kalah dalam kompetisi global,” tutupnya.
Dengan tekad kuat dan dukungan ekosistem yang tepat, UICI menegaskan komitmennya untuk menjadi garda depan transformasi pendidikan dan penghasil talenta digital Indonesia (RED).
Discussion about this post