BOGOR, RADIANTVOICE.ID – Fakta mengejutkan terungkap dalam insiden keracunan massal yang menimpa 223 siswa TK hingga SMA di Kota Bogor, Jawa Barat. Pemeriksaan laboratorium terhadap makanan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan kepada siswa menemukan kandungan bakteri berbahaya: Salmonella Typhosa dan E. Coli.
Temuan ini dikonfirmasi langsung oleh Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, setelah menerima laporan dari Labkesda Kota Bogor. Pemeriksaan dilakukan terhadap sisa makanan seperti tumis toge, tahu, dan telur ceplok saus barbeque.
“Ada kandungan E. Coli pada telur, dan Salmonella pada tumis toge dan tahu. Ini membuktikan bahwa makanan tersebut tidak layak konsumsi,” ungkap Dedie pada Senin (12/5/2025) lalu.
Dedie menyebut peristiwa ini sebagai bencana kesehatan serius dan meminta agar pengawasan dapur penyedia makanan di seluruh Indonesia diperketat.
“Kejadian seperti ini tidak boleh terulang. Apalagi korbannya anak-anak,” tegasnya.
Badan Gizi Nasional (BGN) langsung bertindak dengan menonaktifkan sementara dapur MBG di wilayah tersebut dan menggelar evaluasi total terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menaungi dapur makanan tersebut.
“Kami lakukan evaluasi menyeluruh, dan dapur dinonaktifkan sementara,” kata Kepala BGN, Dadan Hindayana.
Sementara itu, korban keracunan terus bertambah. 12 siswa masih dirawat, meski sebagian lainnya mulai membaik. Para korban mengalami gejala seperti mual, muntah, lemas, dan pusing, yang khas pada keracunan bakteri.
Tragedi ini memicu kemarahan publik dan dorongan evaluasi terhadap program MBG secara nasional. Banyak pihak menuntut standar keamanan makanan diperketat dan transparansi vendor ditingkatkan agar insiden serupa tidak terjadi lagi (RED).
Discussion about this post