WASHINGTON DC, RADIANTVOICE.ID – Sidang antimonopoli yang digelar oleh Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) menghadirkan momen krusial bagi Meta. CEO Meta, Mark Zuckerberg, berada di bawah tekanan setelah regulator membongkar strategi bisnis agresif perusahaan yang disebut sebagai “buy or bury” — membeli atau menyingkirkan kompetitor sebelum mereka tumbuh menjadi ancaman.
Selama tiga hari terakhir, Zuckerberg bersaksi selama total tujuh jam di pengadilan Washington DC. Ia berusaha meyakinkan bahwa perusahaannya tidak melakukan praktik monopoli, tetapi argumen tersebut dibantah oleh FTC dengan bukti-bukti yang mengarah pada upaya sistematis Meta dalam mematikan persaingan.
Menurut laporan New York Post, FTC menyoroti akuisisi Instagram pada 2012 dan WhatsApp pada 2014 sebagai bagian dari strategi sistematis Meta. Email internal Zuckerberg pada tahun 2012 bahkan menyebutkan bahwa pembelian Instagram akan berguna untuk “menetralisir kompetitor.”
Zuckerberg juga mengakui bahwa alasan utama di balik akuisisi Instagram adalah keunggulan fitur kameranya, yang saat itu dinilai lebih baik dari Facebook. Di sisi lain, terungkap pula bahwa Meta pernah mengajukan tawaran sebesar USD 6 miliar kepada Snapchat—yang kemudian ditolak oleh CEO-nya, Evan Spiegel.
TikTok Jadi Ancaman Baru
Dalam kesaksiannya, Zuckerberg menyebut TikTok sebagai ancaman serius dan mendesak bagi dominasi Meta di dunia media sosial. Ia mengatakan bahwa lonjakan pengguna TikTok sejak 2018 menyebabkan perlambatan pertumbuhan Meta secara signifikan.
“Kami melihat pertumbuhan melambat secara drastis. Itu sangat mendesak, sehingga menjadi prioritas utama perusahaan selama beberapa tahun terakhir,” ucap Zuckerberg di hadapan hakim.
Namun bagi FTC, keberadaan TikTok justru memperkuat argumen bahwa Meta telah melakukan berbagai cara untuk menghalau persaingan. Mantan COO Facebook, Sheryl Sandberg, juga turut bersaksi dalam sidang dan ditanyai mengenai langkah-langkah Meta menghadapi kompetitor sebelum dan sesudah akuisisi besar.
Bukti Internal dan Upaya Damai yang Gagal
Salah satu momen penting dalam persidangan adalah saat FTC menghadirkan email dan dokumen internal dari Zuckerberg sebagai bukti. Salah satu dokumen tahun 2018 menunjukkan bahwa Zuckerberg sempat mempertimbangkan untuk memisahkan Instagram dari Meta karena mengkhawatirkan tekanan antimonopoli.
“Ada kemungkinan kita dipaksa memisahkan Instagram dan mungkin WhatsApp dalam 5–10 tahun ke depan,” tulisnya saat itu.
Sebelum sidang berlangsung, Meta dilaporkan mencoba menyelesaikan kasus ini secara damai dengan tawaran kompensasi hingga hampir USD 1 miliar. Namun FTC tetap pada tuntutan mereka: minimal USD 18 miliar dan larangan permanen terhadap praktik monopoli.
Meta di Persimpangan Jalan
Dalam kesaksiannya, Zuckerberg berusaha mengalihkan sudut pandang bahwa Facebook dan Instagram kini lebih berperan sebagai platform penemuan konten, bukan hanya jejaring sosial antar teman dan keluarga.
Namun FTC tetap menegaskan bahwa Meta adalah pemain dominan dalam ekosistem sosial digital, dengan hanya sedikit pesaing kuat seperti Snapchat yang belum tunduk pada akuisisi.
Sidang ini bisa menjadi titik balik bagi masa depan Meta — apakah akan tetap menjadi raksasa tunggal media sosial atau mulai terpecah karena tekanan hukum dan regulasi (RED)
Discussion about this post