JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Arah konsolidasi internal di tubuh Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), salah satu ormas pendiri Partai Golkar, kini memasuki babak baru. DPP Partai Golkar secara resmi memberikan dukungan kepada kepemimpinan Ahmadi Noor Supit sebagai tokoh sentral dalam Musyawarah Daerah (Musda) mendatang.
Surat rekomendasi dari DPP Golkar tertanggal 7 Mei 2025 itu menjadi sinyal kuat bahwa kepemimpinan SOKSI versi Ali Wongso Sinaga tidak lagi mendapat legitimasi penuh dari induk partai. Ketua DPP Golkar Bidang Hubungan Ormas, Fahd El Fouz, menyampaikan bahwa pihaknya menyarankan SOKSI segera memperkuat barisan internal di bawah kendali Supit.
“DPP Golkar merekomendasikan SOKSI di bawah pimpinan Supit segera melakukan konsolidasi internal dengan melaporkan nama-nama pengurus Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) dan Dewan Pimpinan Cabang (Depicab) SOKSI yang masih aktif dan mendukung Partai Golkar,” tegas Fahd, Rabu (7/5).
Fahd juga menilai kepemimpinan SOKSI saat ini kurang responsif terhadap arah dan semangat pembaruan dalam tubuh Partai Golkar. Ia mendorong adanya percepatan dalam rekonsiliasi dan konsolidasi guna menjaga eksistensi SOKSI sebagai elemen strategis partai.
SOKSI bukan satu-satunya ormas pendiri Golkar yang tengah bersiap. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dan Kosgoro 1957 juga sedang mempersiapkan forum musyawarah tertinggi mereka untuk menetapkan kepemimpinan baru. MKGR dijadwalkan menggelar Rapimnas pada 14 Juli sebagai rangkaian menuju Musyawarah Besar (Mubes) akhir Agustus.
Dinamika ini terjadi di tengah spekulasi bakal bergabungnya Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming dalam Partai Golkar atau organisasi sayapnya. Ketua Umum MKGR Adies Kadir menyatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap siapa pun yang ingin bergabung.
“Kita tidak menawarkan, tapi kita ormas terbuka. Kalau Pak Jokowi atau Mas Gibran mau bergabung, kami tentu sangat senang,” kata Adies.
Dengan munculnya dukungan resmi DPP terhadap Supit dan rencana besar tiga ormas pendiri Golkar untuk memilih ketua umum baru, dinamika internal partai beringin ini diprediksi akan ikut mempengaruhi peta politik nasional menjelang tahun-tahun krusial pasca-pemilu 2024 (RED).
Discussion about this post