JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, menegaskan pentingnya menciptakan iklim investasi yang bersih dari gangguan, termasuk dari organisasi masyarakat (ormas) yang bertindak seperti preman.
Menurutnya, aksi-aksi ormas yang mengintervensi proyek-proyek otomotif, seperti pembangunan pabrik mobil listrik milik BYD dan VinFast di Subang, Jawa Barat, tak boleh ditoleransi. Ia menyebut gangguan itu kerap muncul karena berbagai kepentingan, tanpa merinci lebih lanjut.
“Kalau ada preman ganggu, habisin saja,” tegas Moeldoko saat ditemui di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).
Moeldoko menyebut gangguan investasi bukan sekadar persoalan industri, tapi berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Dengan jumlah angkatan kerja mencapai 2,5 juta orang per tahun, ia menilai setiap investasi strategis harus dilindungi secara serius.
VinFast dan BYD diketahui tengah membangun pabrik kendaraan listrik dengan nilai investasi triliunan rupiah. Jika rampung, kedua proyek ini diproyeksikan menyerap ribuan tenaga kerja lokal.
Moeldoko mendukung penuh upaya pemerintah menindak ormas-ormas yang merusak kepastian hukum dan iklim investasi nasional. Ia mengingatkan bahwa siapa pun yang menghambat kemajuan industri—terutama melalui jalur ilegal harus diberi sanksi tegas (RED).
Discussion about this post