BRASILIA, RADIANTVOICE.ID – Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva akan kembali bertolak ke China bulan depan untuk bertemu Presiden Xi Jinping, menandai pertemuan ketiga mereka sejak Lula kembali menjabat pada 2023. Pertemuan keempat bahkan sudah dijadwalkan pada KTT BRICS di Rio de Janeiro, Juli mendatang.
Peningkatan intensitas diplomasi tingkat tinggi ini memperkuat posisi Brasil sebagai mitra strategis China di Amerika Latin, sekaligus memperlihatkan arah kebijakan luar negeri Brasil yang kini lebih terfokus pada penguatan hubungan Selatan-Selatan dan diversifikasi kemitraan ekonomi global.
Menurut pernyataan pemerintah Brasil, Lula akan menghadiri forum antara pejabat China dan para pemimpin Amerika Latin dan Karibia di Beijing pada 13 Mei tahun ini. Para diplomat menyebutkan, agenda tersebut akan mencakup pertemuan tertutup antara Lula dan Xi, membahas isu strategis seperti investasi infrastruktur, transisi energi, dan penguatan aliansi dagang non-Barat.
Seorang diplomat Brasil, yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi “pengurangan risiko” yang diambil Brasil di tengah dinamika global yang tidak pasti, terutama dengan kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump yang semakin sulit diprediksi.
“Hubungan dengan AS kini penuh risiko. China menjadi alternatif yang logis dan strategis,” ujarnya sebagaimana dinukil dari Reuters.
Ia juga menyebut bahwa Brasil tengah mendorong penyelesaian kesepakatan dagang dengan Uni Eropa serta mempererat sinergi antaranggota BRICS.
Kedua negara telah memperdalam kerja sama sejak pertemuan Xi dan Lula di Brasilia pada November lalu, di mana mereka menandatangani lebih dari 30 kesepakatan mencakup infrastruktur, agribisnis, energi, dan sektor-sektor strategis lainnya.
Selain KTT BRICS, Xi Jinping juga dijadwalkan mengunjungi Brasil kembali pada November dalam rangka Konferensi Iklim PBB (COP), yang menurut pejabat akan dihadiri oleh sekitar 1.000 pemimpin bisnis dari China. Pertemuan tersebut dinilai sebagai peluang emas untuk memperkuat kerja sama teknologi hijau dan investasi hijau antara kedua negara berkembang terbesar dari masing-masing benua (RED).
Discussion about this post