JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai pernyataan Puan Maharani yang mengajak untuk mengakhiri ketegangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan adanya dua kubu dalam PDIP terkait sikap terhadap mantan kadernya itu.
Menurut Adi, kubu pertama bersikap keras dan konfrontatif terhadap Jokowi, yang diwakili oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Pemenangan Pemilu Eksekutif PDIP Deddy Sitorus, serta politikus PDIP Guntur Romli.
“Pada saat yang bersamaan, ada mazhab kedua seperti yang ditunjukkan Puan Maharani. Terlihat cukup soft, cukup akomodatif, dan cenderung menganggap apa yang terjadi antara PDIP dan Jokowi itu masa lalu, tidak perlu diperpanjang dan dikonfrontasikan,” ujar Adi kepada Radiant Voice pada, Selasa (18/3/2025).
Perbedaan pandangan ini, menurut Adi, membuat sikap PDIP terlihat gamang dan memiliki dua wajah politik yang berbeda. Namun, meski mengalami dinamika internal, PDIP tetap menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan dalam pemerintahan saat ini.
Terkait kemungkinan rekonsiliasi antara Jokowi dan PDIP, Adi menilai peluangnya masih kecil.
“Bagi Puan, peristiwa politik dengan Jokowi adalah masa lalu, tidak perlu diperpanjang. Tapi untuk islah agak sulit karena sangat kelihatan sakit politik PDIP, efek ditinggalkan Jokowi belum selesai dan sulit dihilangkan,” pungkasnya (RED).
Discussion about this post