JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN resmi melantik Prof. Budi Setiyono, S.Sos, M.Pol.Admin., Ph.D sebagai Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama. Acara yang dipimpin langsung oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Dr. Wihaji, berlangsung di Auditorium Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, mengacu pada Keputusan Presiden Nomor 209/TPA Tahun 2024.
Dalam sambutannya, Menteri Wihaji menyoroti pentingnya peran strategis Sekretaris Kementerian dalam mendukung pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administratif di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN. Ia berharap Prof. Budi mampu mengawal program prioritas untuk mewujudkan Asta Cita, khususnya pemerataan ekonomi serta penguatan harmoni sosial.
“Kita berada dalam momentum penting untuk mengoptimalkan potensi bonus demografi. Saya yakin Prof. Budi akan membawa perspektif segar dan langkah strategis dalam memajukan organisasi ini,” ujar Wihaji di Jakarta, Senin (06/01/2025).
Penunjukan Prof. Budi didasarkan pada rekam jejaknya yang mengesankan di bidang akademik, pemerintahan, dan organisasi internasional. Sebelum menjabat, ia adalah Wakil Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Guru Besar di Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan. Ia juga pernah menjadi Tim Ahli Balitbang Kemendagri, anggota Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional (TIRBN), hingga kolaborator pada program evaluasi UNDP, UNFPA, dan Bank Dunia.
Pengalamannya di berbagai bidang tersebut menjadi modal penting untuk mendukung transformasi BKKBN. “Keahlian Prof. Budi dalam manajemen kebijakan dan reformasi birokrasi adalah aset besar bagi kami,” tambah Wihaji.
Dalam pidatonya usai pelantikan, Prof. Budi menyampaikan pentingnya bonus demografi sebagai peluang emas untuk memajukan pembangunan bangsa. Menurutnya, tugas utama Kemendukbangga/BKKBN adalah memastikan data kependudukan yang akurat sebagai landasan pengambilan keputusan yang tepat.
“Dengan jumlah penduduk usia produktif yang lebih banyak, perlu ada keseimbangan antara supply dan demand tenaga kerja. Kami akan menyediakan data yang komprehensif agar kementerian terkait dapat merumuskan kebijakan yang efektif,” jelasnya.
Selain itu, Prof. Budi juga berkomitmen untuk mendorong reformasi budaya kerja di lingkungan ASN BKKBN. Filosofi “Flower, Bee, dan Honey” yang dicanangkan Menteri Wihaji akan menjadi pedoman dalam menciptakan standar kualitas tinggi dalam setiap proses kerja organisasi.
“Saya ingin menjadikan BKKBN sebagai lembaga yang tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada cara mencapai hasil tersebut, dengan budaya kerja yang inovatif dan efisien,” tambahnya.

Tahapan Seleksi Ketat
Penetapan Prof. Budi sebagai Sekretaris Kementerian melalui proses seleksi yang ketat. Ia menjalani serangkaian uji kompetensi untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Madya (JPT), sesuai dengan Peraturan Presiden No. 139 Tahun 2024 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Kabinet Merah Putih 2024-2029.
“Proses ini bukan hanya formalitas, tetapi dirancang untuk memastikan bahwa pejabat yang terpilih benar-benar mampu menghadapi tantangan besar yang ada di depan,” ungkap Wihaji.
Prof. Budi menyampaikan bahwa ia akan bekerja secara profesional untuk mendukung visi besar Presiden dan Menteri, terutama dalam menyongsong Indonesia Emas. Menurutnya, tata kelola yang terukur dan transparan adalah kunci dalam mencapai target pembangunan jangka menengah.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah menuju visi besar ini terarah dan dapat diukur keberhasilannya,” tegas Prof. Budi.
Komitmen untuk Kolaborasi Lintas Sektor
Selain mendukung internalisasi budaya kerja baru di lingkungan BKKBN, Prof. Budi juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Ia berharap Kemendukbangga/BKKBN dapat menjadi katalisator dalam menyinergikan program kementerian lain yang berkaitan dengan pembangunan keluarga dan kependudukan.
“Data yang kami hasilkan akan menjadi dasar bagi kementerian lain untuk mengambil kebijakan, sehingga integrasi dan kerja sama menjadi prioritas utama,” katanya.
Pelantikan ini menjadi awal baru bagi BKKBN dalam menghadapi tantangan dan peluang di tahun-tahun mendatang. Dengan kepemimpinan Prof. Budi, BKKBN diharapkan mampu mengelola isu kependudukan dengan lebih strategis, memanfaatkan momentum bonus demografi, serta mendukung visi Indonesia sebagai negara maju.
“Kami optimis bahwa dengan tim yang solid dan komitmen tinggi, target pembangunan keluarga yang berkualitas dan harmonis dapat tercapai,” pungkas Menteri Wihaji (RED).
Discussion about this post