JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farchan, menilai penetapan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh penegak hukum sulit dipisahkan dari konteks politik. Menurutnya, langkah hukum ini bisa dilihat sebagai respons terhadap sikap agresif Hasto yang kerap menyerang mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sulit mengatakan bahwa penetapan Hasto sebagai tersangka murni persoalan hukum. Hasto sudah lama dibidik karena terlalu agresif menyerang Jokowi,” ujar Yusak dalam pernyataan persnya, Jumat (27/12/2024).
Yusak mencatat momen penetapan Hasto sebagai tersangka berdekatan dengan keputusan PDIP memecat Jokowi sebagai anggota partai. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari serangan balik Jokowi terhadap partai berlambang banteng itu.
“Penetapan Hasto sebagai tersangka tak lama setelah PDIP memecat Jokowi menimbulkan spekulasi bahwa ini bisa saja bagian dari serangan balik Jokowi kepada PDIP,” katanya.
Imbasnya, kekuatan Hasto di PDIP diperkirakan akan melemah secara signifikan. Yusak memprediksi, desakan internal partai untuk mencopot Hasto dari posisi Sekjen PDIP akan semakin menguat setelah status hukumnya ditetapkan.
“Kalau Hasto menjadi tersangka, dengan sendirinya kekuasaan Hasto di PDIP melemah. Desakan internal untuk mencopot Hasto dari posisi sekjen PDIP, saya kira, akan kencang pasca penetapannya sebagai tersangka,” jelas Yusak.
Selain itu, Yusak melihat potensi perubahan kekuatan internal di PDIP. Jika faksi pendukung Hasto kehilangan momentum, kekuatan faksi Puan Maharani bisa menguat. Hal ini, menurut Yusak, dapat membuka jalan bagi PDIP untuk lebih mudah menjalin kerja sama politik dengan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Kalau faksi Hasto melempem, faksi Puan bisa menguat, dan itu akan mempermudah kerja sama politik dengan pemerintahan Prabowo ke depan,” ungkapnya.
Namun, Yusak juga menyoroti kemungkinan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, tetap memberikan dukungan penuh kepada Hasto. Jika hal itu terjadi, ia memperkirakan posisi politik PDIP akan semakin sulit.
“Jika Mega tetap membela Hasto, secara politik, PDIP saya kira akan semakin dalam posisi sulit. PDIP bisa semakin terkunci dan ‘ditinggal sendirian’ dalam berbagai hal,” imbuhnya.
Sebagai solusi, Yusak menyarankan agar PDIP mengambil sikap oposisi yang tegas jika Megawati memilih melawan tekanan politik. Hal ini dinilai penting untuk memberikan kejelasan posisi politik PDIP di masa depan.
“Kalau Mega melawan, akan lebih baik kalau PDIP menyatakan oposisi saja agar jelas positioning politiknya,” tutup Yusak.
Dinamika ini menjadi sorotan, mengingat PDIP merupakan salah satu partai besar yang memegang peran strategis dalam percaturan politik nasional. Bagaimana partai ini mengelola situasi pasca-penetapan Hasto sebagai tersangka akan menjadi penentu arah politiknya ke depan (RED).
Discussion about this post