JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farchan, menjelaskan tiga faktor utama kekalahan pasangan PDIP dalam Pilkada Jawa Tengah 2024. Menurutnya, kesalahan fatal terletak pada pilihan figur kandidat yang tidak merepresentasikan keberagaman politik masyarakat setempat.
“Figur kandidat yang diusung PDIP hanya berasal dari satu segmen kelompok nasionalis atau kelompok merah. Padahal, kultur politik masyarakat Jawa Tengah sangat dipengaruhi kelompok santri, khususnya dari Islam tradisional,” ujar Yusak, Sabtu (30/11/2024).
Yusak menyoroti keberhasilan pasangan Lutfi-Gus Yasin yang didukung oleh basis kuat kelompok santri. “Gus Yasin memiliki pengaruh besar, terutama di wilayah Pantura. Alumni santri yang pernah belajar di pesantrennya tersebar luas dan menjadi pendukung militan,” tambahnya.
Dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga disebut sebagai faktor signifikan yang memperkuat pasangan Lutfi-Gus Yasin. “PKB berhasil mengonsolidasikan kelompok Islam tradisional dan Nahdlatul Ulama (NU), membuat pasangan ini semakin tak terbendung,” katanya.
Selain itu, dukungan terbuka dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga memperkuat elektabilitas pasangan Lutfi-Gus Yasin. “Endorsement dari dua figur elektoral terbesar selama tiga Pilpres terakhir sangat memengaruhi preferensi pemilih,” jelas Yusak.
Yusak juga menyinggung peran Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah yang gagal mendongkrak elektabilitas pasangan PDIP. “Kekalahan Ganjar di Pilpres dengan persentase rendah mengurangi pengaruhnya di tingkat daerah. Ini berbeda dengan mantan gubernur lainnya yang masih memiliki daya tarik politik,” ungkapnya.
Faktor terakhir yang turut memengaruhi adalah dinamika politik nasional yang menempatkan PDIP dalam posisi berseberangan dengan pemerintah saat ini. “Konstelasi politik nasional, di mana PDIP berlawanan dengan Jokowi, menciptakan situasi yang menguntungkan pasangan Lutfi-Gus Yasin,” tutur Yusak.
Menurut Yusak, ketegangan antara Presiden Jokowi dan PDIP semakin jelas terlihat. “Pak Jokowi turun langsung untuk mengendorse pasangan Lutfi-Gus Yasin, menunjukkan perlawanan politik yang frontal terhadap PDIP,” imbuhnya.
Hasil Pilkada Jawa Tengah 2024 menjadi cerminan bagaimana faktor figur kandidat, dukungan politik, dan dinamika nasional memengaruhi hasil pemilihan. “Ini pelajaran bagi PDIP untuk lebih cermat dalam memilih kandidat dan membangun kembali hubungan dengan berbagai kekuatan politik,” pungkas Yusak (RED).































Discussion about this post