JAYAPURA, RADIANTVOICE.ID – Situasi Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, memanas setelah kotak suara di lima kampung dan dua kelurahan dilaporkan dibawa kabur oleh pendukung salah satu pasangan calon (paslon). Hal ini disampaikan oleh Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, Rabu (27/11).
“Kami menerima laporan bahwa pendukung salah satu paslon membawa kabur kotak suara milik Kampung Birak Ambut, Wuyukwi, Pepera, Towogi, dan Wuyuneri, serta Kelurahan Pagaleme dan Wuyukwi,” ujar Benny.
Kabupaten Puncak Jaya merupakan salah satu daerah yang menggunakan sistem noken dalam Pilkada. Benny mengungkapkan bahwa pendukung yang membawa kotak suara tersebut juga mengancam komisioner KPU setempat menggunakan alat perang tradisional, seperti panah.
“Ancaman itu membuat komisioner KPU ketakutan, sehingga kotak suara berhasil dibawa kabur,” tambah Benny. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya proses demokrasi di kabupaten tersebut.
Pilkada Puncak Jaya diikuti oleh dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, yaitu Yuni Wonda – Mus Kogoya dan Miren Kogoya – Mendi Wonorengga. Belum ada kepastian pasangan mana yang didukung oleh pihak yang terlibat dalam insiden ini.
Logistik Pilkada yang hilang menjadi persoalan serius, terutama karena sistem noken memerlukan tingkat kepercayaan tinggi dalam distribusi suara. Benny menegaskan, pihak keamanan tengah melakukan upaya untuk menemukan kembali kotak suara yang dibawa kabur.
“Kami sudah kerahkan aparat keamanan untuk mengamankan wilayah dan mengusut lebih lanjut pelaku di balik insiden ini,” jelasnya.
Situasi di Puncak Jaya kini terus dipantau untuk mencegah eskalasi konflik. Benny juga mengimbau semua pihak untuk tetap menjaga ketertiban dan menghormati proses demokrasi yang sedang berlangsung.
Polda Papua menegaskan akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang mencoba mengganggu jalannya Pilkada. “Keamanan dan kelancaran pemilu adalah prioritas utama. Kami harap masyarakat turut mendukung ini,” tegas Benny (RED).
Discussion about this post