MAKASSAR, RADIANTVOICE.ID – Proses akademik yang dijalani oleh Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi RI, saat menempuh pendidikan doktor di Universitas Indonesia (UI) menuai sorotan. Namun, menurut Dr. Tasrifin Tahara, M.Si, Dosen Antropologi FISIP Universitas Hasanuddin, penyelesaian studi Bahlil yang relatif cepat dalam empat semester merupakan hasil dari kerja keras dan disiplin, bukan karena adanya perlakuan istimewa.
Tasrifin menegaskan, jika merujuk pada Peraturan Rektor UI No. 016 Tahun 2016, waktu studi minimal adalah empat semester, dan Bahlil telah memenuhi persyaratan tersebut. Ia juga mengapresiasi Bahlil sebagai mahasiswa yang aktif, disiplin, dan memiliki kedekatan dengan tema disertasinya.
“Bahlil sangat terlibat dalam proses riset, dari penyusunan proposal hingga penelitian lapangan. Hal ini menunjukkan komitmen tinggi yang jarang dimiliki oleh banyak mahasiswa,” ujar Tasrifin pada Minggu (20/10).
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa faktor disiplin dalam menjalani studi merupakan kunci utama yang memungkinkan Bahlil menyelesaikan program doktoralnya lebih cepat.
“Jika mahasiswa disiplin dan fokus, waktu studi yang lebih singkat sangat mungkin dicapai, dan Bahlil membuktikannya,” jelas Tasrifin.
Tasrifin juga menambahkan bahwa program SKSG UI memiliki standar yang ketat dalam menilai kelulusan mahasiswa, sehingga hasil yang dicapai Bahlil menunjukkan kualitas yang tidak bisa diragukan. Ia mengajak publik untuk lebih memahami proses akademik yang dilalui sebelum melontarkan kritik yang tidak berdasar.
“Setiap mahasiswa yang lulus dari program ini, termasuk Bahlil, pasti telah memenuhi semua persyaratan yang berlaku. Ini adalah pencapaian yang patut diapresiasi, bukan dipersoalkan,” tutupnya.
Dengan klarifikasi ini, diharapkan masyarakat lebih objektif dalam menilai prestasi akademik Bahlil Lahadalia serta memahami bahwa kesuksesan tersebut adalah hasil dari usaha pribadi yang patut dihargai (RED)
Discussion about this post