JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Dalam Dialog Peradaban bertajuk Polisi dan Peradaban yang digelar oleh Institute Peradaban di Perpustakaan Nasional Jakarta, Rabu (2/10/2024), Bekto Suprapto menekankan pentingnya reformasi dalam institusi kepolisian di Indonesia. Ia mencontohkan langkah drastis yang diambil oleh Presiden Georgia pada tahun 2005 dalam membersihkan tubuh kepolisian dari korupsi.
“Pada tahun 2005, Presiden Georgia Mikheil Saakashvili bertindak sangat tegas terhadap polisi yang korup. Dia memecat separuh polisi yang jumlahnya mencapai 60 ribu, yakni sebanyak 30 ribu orang. Langkah ini tidak hanya membersihkan institusi polisi, tetapi juga diikuti dengan menaikkan gaji polisi hingga 1500 persen atau 15 kali lipat,” ungkap Bekto.
Ia menjelaskan bahwa langkah berani tersebut dilakukan untuk menghilangkan godaan korupsi di kalangan polisi. “Di Indonesia, mungkin tidak perlu separuh yang dipecat, cukup 5 persen saja sudah bisa menyelamatkan 95 persen sisanya,” tambah Bekto.
Bekto menekankan bahwa perubahan ini sangat bergantung pada keberanian pemerintah, terutama Presiden dan Kapolri. “Presiden dan Kapolri harus berani melindungi polisi-polisi yang profesional dan independen. Mereka harus dijamin kebebasannya, dan tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun,” ujarnya.
Dalam pernyataannya, Bekto juga menyoroti pentingnya pengawasan internal dan eksternal terhadap kinerja polisi untuk mencegah pelanggaran disiplin maupun tindak pidana di tubuh kepolisian. Ia menekankan bahwa reformasi kepolisian tidak dapat tercapai tanpa adanya pengawasan yang ketat dan komitmen dari pemerintah.
“Pengawasan fungsional dan pengawasan eksternal harus dilibatkan untuk memastikan tidak ada pelanggaran disiplin maupun pidana dalam institusi kepolisian,” lanjutnya.
Perubahan paradigma di tubuh kepolisian ini, menurut Bekto, bukanlah sesuatu yang mustahil. Ia yakin bahwa dengan keberanian dan komitmen, Indonesia dapat memiliki polisi yang profesional dan tidak terpengaruh oleh kepentingan pihak manapun.
Bekto juga berharap agar reformasi yang dilakukan dapat menciptakan polisi yang independen dan berani bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya. “Perubahan ini bukan sekadar mimpi, tetapi sesuatu yang harus diwujudkan,” tegasnya.
Dialog tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh dan akademisi yang membahas tantangan dan solusi untuk membangun polisi yang beradab dan profesional di masa depan (RED).
Discussion about this post