TEHERAN, RADIANTVOICE.ID – Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengonfirmasi bahwa Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan, Wakil Komandan Operasi Pasukan Elit, tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam Beirut, Lebanon, pada Jumat (27/9). Dalam serangan tersebut, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, juga dilaporkan tewas.
IRGC mengungkapkan melalui pernyataan bahwa Nilforoushan berada di bunker bersama Nasrallah saat rudal Israel menyerang. Ini menambah daftar korban penting yang jatuh dalam konflik yang semakin meningkat antara Iran dan Israel.
Militer Iran menjelaskan bahwa Nilforoushan dikenal sebagai sosok yang berkorban demi keamanan negara dan sering terlibat dalam upaya membantu perjuangan Palestina. Laporan dari Tehran Times menyebutkan bahwa jenderal berusia 58 tahun itu tewas dalam insiden di mana Nasrallah menjadi target utama.
Ahmad Reza Pour Khaghan, Wakil Kepala Kehakiman Iran, juga mengonfirmasi kematian Nilforoushan dan menyebutnya “tamu bagi rakyat Lebanon.” Khaghan menegaskan bahwa Iran memiliki hak untuk membalas kematian jenderal tersebut menurut hukum internasional.
Sebagai wakil komandan operasi di IRGC, Nilforoushan bertanggung jawab atas pengawasan pasukan angkatan darat Iran. Meskipun tidak jelas mengapa dia berada di Lebanon pada hari itu, pasukan elit IRGC, Quds, terkenal karena peran mereka dalam mempersenjatai dan melatih milisi Hizbullah selama beberapa dekade.
Nilforoushan adalah sosok yang memandang Israel sebagai musuh utama Iran, dan sebelumnya sering mengkritik negara tersebut. Dalam sebuah pernyataan tahun lalu, dia menyebut rezim Zionis menghadapi perpecahan yang dalam, dan mengklaim bahwa mereka lebih rentan dari sebelumnya.
Sanksi juga dikenakan oleh Kementerian Keuangan AS terhadap Nilforoushan pada tahun 2022, menyusul penilaian bahwa dia memimpin organisasi yang bertanggung jawab atas penindasan demonstrasi di Iran. Sanksi tersebut muncul di tengah gelombang protes atas kematian Mahsa Amini, di mana Nilforoushan menuduh pihak luar memprovokasi aksi-aksi tersebut.
Insiden kematian Nilforoushan menambah ketegangan yang sudah ada antara Iran dan Israel. Tindakan balasan dari Iran terhadap serangan ini masih dinantikan, dan banyak pihak mengkhawatirkan eskalasi lebih lanjut yang dapat memicu konflik regional.
Sementara itu, reaksi dari berbagai pihak di dalam Iran menunjukkan bahwa kematian jenderal ini akan dijadikan sebagai pemicu untuk meningkatkan semangat perjuangan melawan musuh-musuh negara. Kematian Nilforoushan dianggap sebagai kehilangan besar bagi IRGC, yang selama ini berjuang mempertahankan pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah.
Ke depan, situasi ini akan menjadi perhatian utama bagi pengamat internasional, yang akan memantau setiap langkah Iran dan reaksi Israel terhadap perkembangan terbaru ini (RED).
Discussion about this post