CULIACAN, RADIANTVOICE.ID – Pertarungan internal dalam kartel narkoba Sinaloa telah menciptakan gelombang kekacauan di Culiacan, Meksiko. Perpecahan antara faksi yang dipimpin oleh Ismael Zambada Garcia alias “El Mayo” dan putra-putra mantan bos kartel, Joaquin “El Chapo” Guzman, memicu perang saudara di dalam salah satu kartel paling berbahaya di dunia.
Krisis ini bermula pada 25 Juli, saat El Mayo diculik oleh Guzman Lopez, salah satu putra El Chapo. Pengkhianatan tersebut menciptakan kekosongan kekuasaan dalam organisasi kartel, memicu pertempuran sengit antara dua faksi besar yang saling berebut kendali.
Sejak awal September, penembakan terbuka terjadi di berbagai sudut kota Culiacan. Pasukan bersenjata lengkap dari kedua kubu bertempur di jalanan, menyebabkan banyak korban tewas dan hilang. Mayat-mayat ditemukan di pinggir jalan dengan luka yang mengerikan.
Korban-korban kekerasan ini seringkali diculik, disiksa, dan kemudian dibuang di lokasi-lokasi strategis sebagai peringatan kepada faksi lain. Polisi dan tentara yang tiba di lokasi kejadian hanya mampu mengalihkan arus lalu lintas, tidak bisa menghentikan kekerasan yang terus meningkat.
Culiacan, pusat operasi kartel Sinaloa, belum pernah mengalami kekerasan sebesar ini dalam 15 tahun terakhir. Konflik internal kartel inilah yang memicu gelombang kekerasan yang melumpuhkan kota ini.
Setelah ayahnya ditahan, Ismael Zambada Sicairos alias “El Mayo Flaco” berusaha membangun aliansi untuk melawan faksi Los Chapitos yang dipimpin oleh anak-anak El Chapo. Pertempuran skala besar dimulai pada awal September dan hingga kini terus berlangsung.
Walau lebih dari 3.000 polisi federal dan tentara telah dikerahkan ke Culiacan, mereka tampak tak berdaya melawan kelompok-kelompok kriminal yang masih bisa bergerak bebas. Pasukan yang dilengkapi dengan peralatan taktis canggih ini belum mampu meredakan konflik atau menghentikan aksi kekerasan.
Masyarakat Culiacan kini hidup dalam ketakutan. Banyak warga enggan keluar rumah saat malam, sementara bisnis-bisnis tutup lebih awal. Perekonomian lokal terpuruk, dengan kerugian yang mencapai $25 juta per hari. Restoran-restoran dan toko-toko tampak kosong karena pelanggan takut untuk keluar.
Sejumlah sekolah di Culiacan memilih menutup pintu, meskipun pemerintah setempat memerintahkan mereka untuk tetap buka. Anak-anak seperti Santiago, yang baru berusia enam tahun, kini harus bersembunyi setiap kali mendengar suara tembakan di sekitar rumah mereka.
Selain korban tewas, jumlah orang yang hilang di Culiacan terus meningkat tajam. Isabel Cruz, yang memimpin kelompok pencari orang hilang, menyatakan bahwa banyak keluarga kini putus asa mencari anggota mereka yang menghilang di tengah kekacauan.
Cruz mengaku dirinya juga menerima ancaman dari pihak-pihak yang tidak ingin kasus orang hilang dipublikasikan. Namun, ia tetap berkomitmen untuk membantu keluarga-keluarga yang tengah mencari orang yang mereka cintai di tengah kekerasan yang mencekam ini.
Penangkapan pimpinan kartel seperti El Mayo sering diikuti oleh gelombang kekerasan yang besar, seperti yang terlihat saat ini. Banyak pihak mulai mempertanyakan efektivitas strategi pemerintah dalam memberantas kartel narkoba, terutama mengingat kekacauan yang selalu timbul setelah penangkapan para pemimpin besar (RED)
Discussion about this post