SURABAYA, RADIANTVOICE.ID —19 Desember 2025, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar peringatan Hari Bela Negara bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, dihadiri unsur Forkopimda, TNI-Polri, kepala daerah, serta berbagai elemen masyarakat dan organisasi kepemudaan. Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Jawa Timur turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut sebagai wujud komitmen mahasiswa dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan kedaulatan negara.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan pesan dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya bela negara sebagai tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa. Dalam pesan tersebut, Presiden Prabowo menyinggung dinamika pemerintahan nasional, termasuk wacana pemindahan pusat pemerintahan sementara ke Bengkulu sebagai bagian dari strategi kenegaraan yang menuntut kesiapsiagaan nasional dan solidaritas lintas sektor.
Presiden Prabowo, sebagaimana disampaikan Gubernur Khofifah, juga menempatkan Aceh sebagai contoh historis dan sosiologis tentang semangat bela negara yang kuat, baik dalam konteks perjuangan kemerdekaan maupun ketahanan masyarakat menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, persoalan banjir di sejumlah wilayah Sumatra disebut sebagai refleksi bersama bahwa ancaman terhadap negara tidak hanya bersifat militer, tetapi juga mencakup persoalan ekologis, sosial, dan kemanusiaan yang membutuhkan respons kolektif.
Wakil Gubernur Emil Dardak dalam wawancaranya menegaskan bahwa bela negara di era kontemporer harus diterjemahkan ke dalam kebijakan publik yang responsif, pelayanan masyarakat yang adil, serta penguatan solidaritas sosial. Menurutnya, sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat sipil merupakan kunci utama dalam menjaga stabilitas dan ketahanan nasional dari tingkat daerah hingga pusat.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan penghargaan kepada sejumlah kepala daerah yang dinilai memiliki komitmen kuat dalam penguatan nilai bela negara dan pelayanan publik, yakni Bupati Bangkalan, Tuban, Sidoarjo, Trenggalek, Jombang, dan Magetan. Pemberian penghargaan ini menjadi simbol apresiasi atas upaya daerah-daerah tersebut dalam menjaga stabilitas sosial, memperkuat ketahanan masyarakat, serta mendukung agenda kebangsaan di tingkat lokal.
Tidak hanya itu, kegiatan ini juga diisi dengan santunan kepada anak yatim sebagai bentuk konkret kepedulian sosial dan implementasi nilai kemanusiaan dalam semangat bela negara. Momentum ini menegaskan bahwa cinta tanah air tidak semata dimaknai dalam kerangka pertahanan negara, tetapi juga melalui keberpihakan terhadap kelompok rentan dan penguatan solidaritas sosial sebagai fondasi persatuan bangsa.
Acara semakin semarak dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba Content Creator Paskibra. Program ini dirancang untuk mendorong generasi muda menyuarakan nilai-nilai nasionalisme, disiplin, dan bela negara melalui media digital. Inisiatif tersebut dinilai relevan dengan perkembangan zaman, di mana media sosial menjadi ruang strategis dalam membangun kesadaran kebangsaan dan narasi positif tentang Indonesia.
BADKO HMI Jawa Timur hadir dalam barisan peserta dengan formasi yang dipimpin oleh Ahmad Mustakim, Ketua Umum HMI Komisariat Ushuluddin, yang bertindak sebagai Ketua Peleton BADKO HMI Jawa Timur. Dalam keterangannya, Ahmad Mustakim menegaskan bahwa bela negara merupakan panggilan moral bagi kaum muda, khususnya mahasiswa, untuk terlibat aktif dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan Republik Indonesia.
“Kita semua bangsa Indonesia, terutama kaum pemuda, harus ikut andil dalam bela negara. Pemuda tidak boleh apatis, harus melek isu sosial kemasyarakatan, karena kesadaran sosial adalah bagian penting dalam menjaga kedaulatan negara,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa peran mahasiswa tidak hanya sebagai agen kritik, tetapi juga agen solusi yang mampu menjembatani kepentingan rakyat dan negara.
Peringatan Hari Bela Negara di Jawa Timur tahun ini menjadi penegasan bahwa bela negara bukan sekadar slogan seremonial, melainkan komitmen nyata yang diwujudkan melalui kepemimpinan yang berintegritas, kepedulian sosial, kreativitas generasi muda, serta keterlibatan aktif seluruh elemen bangsa. Dengan semangat kolaborasi tersebut, Jawa Timur diharapkan terus menjadi garda depan dalam menjaga persatuan, ketahanan, dan masa depan Indonesia. (RED).




























Discussion about this post