JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Sejarawan sekaligus penerbit Komunitas Bambu, JJ Rizal, memaparkan kembali akar sejarah Partai Golkar dalam acara Ngopi dan Diskusi Buku “Golkar, Sejarah yang Hilang: Akar Pemikiran dan Dinamika” yang digelar di Sekretariat DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (08/12). Dalam forum tersebut, Rizal menyoroti pentingnya memahami asal-usul Golkar melalui karya monumental akademisi Australia, David Reeve.
Menurut Rizal, David Reeve memiliki rekam jejak panjang di Indonesia, mulai dari bekerja di Kedutaan Australia, mengajar di Universitas Gadjah Mada, hingga berkegiatan akademik di Universitas Sanata Dharma. Keterlibatan panjang Reeve di dunia kampus dan birokrasi Indonesia melahirkan riset mendalam yang kemudian menjadi buku Golkar.
Rizal menjelaskan bahwa penerbitannya memilih menerjemahkan buku tersebut karena adanya pertanyaan besar di publik mengenai hakikat Golkar, terutama pascareformasi 1998. “Setelah Pak Harto tumbang, Golkarnya tidak. Bahkan bisa bertahan sebagai partai besar, nomor satu pada Pemilu 1999. Pertanyaannya, Golkar itu sebenarnya apa?” ujar Rizal.
Ia menegaskan, buku Reeve merupakan karya paling lengkap dan otoritatif mengenai sejarah Golkar. Sebab, selama ini sumber-sumber literatur politik tentang Golkar selalu berhenti pada periode Sekber Golkar tahun 1964. Padahal, kata Rizal, akar sejarah Golkar justru menembus jauh ke era pergerakan nasional pada 1930-an.
“Gagasan tentang Golkar itu mengakar pada wacana pemikiran kebangsaan 1930-an. Ia bukan muncul tiba-tiba,” jelasnya. Reeve juga menelusuri evolusi gagasan tersebut pada periode kemerdekaan 1945, perkembangan politik 1950-an, serta dinamika Golkar menjelang 1965 hingga fase-fase penting selanjutnya.
Rizal memaparkan bahwa Golkar terus berevolusi, mulai dari perubahan besar tahun 1988 ketika istilah ‘golongan karya’ dihapuskan, hingga transformasi pada reformasi 1998 ketika Golkar resmi menjadi partai politik. “Padahal sejak awal, Golkar itu anti-partai. Pertanyaan besarnya adalah bagaimana ia bisa berubah menjadi partai dan tetap bertahan,” kata Rizal.
Buku David Reeve pertama kali terbit pada 1983 dalam bahasa Inggris. Menurut Rizal, penerjemahannya ke bahasa Indonesia pada 2013 sebenarnya sangat terlambat. Namun, Reeve kemudian menambahkan ulasan perkembangan terbaru Golkar agar pembaca mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.
“Buku ini tidak berhenti pada 1983. Ada review pendek yang mengikuti dinamika Golkar hingga dekade-dekade setelahnya,” ujar Rizal.
Diskusi tersebut menegaskan kembali pentingnya membaca sejarah Golkar secara utuh agar publik memahami bagaimana partai ini mampu bertahan dan terus memainkan peran penting dalam politik Indonesia (RED)































Discussion about this post