JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Sekretaris Jenderal Partai Golkar, M. Sarmuji, menyampaikan sambutan dalam acara Ngopi dan Diskusi Buku berjudul “Golkar, Sejarah yang Hilang: Akar Pemikiran & Dinamika yang digelar di Sekretariat DPP Partai Golkar pada Senin (08/12/2025). Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh Partai Golkar, termasuk anggota DPR RI Dave Laksono dan Zulfikar Arse Sadikin.
Dalam sambutannya, Sarmuji mengawali dengan menyampaikan duka mendalam atas bencana yang menimpa warga Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara. Ia menegaskan bahwa Partai Golkar telah mengirimkan bantuan serta tim relawan sejak lebih dari sepekan lalu.
“Golkar merasa menjadi bagian dari masyarakat yang terdampak. Kami sudah mengirimkan tim dalam jumlah besar dan mengumpulkan donasi yang signifikan,” ujar Sarmuji. Ia juga menanggapi kritik di media sosial terkait pengumuman bantuan Rp3 miliar. “Itu baru tahap pertama. Gelombang kedua dengan sekitar 50 relawan juga sudah diberangkatkan.”
Sarmuji menjelaskan bahwa seluruh DPD Golkar di wilayah terdampak sudah diinstruksikan membuka posko bencana dan memobilisasi bantuan. Ia berharap masyarakat yang terkena musibah diberikan kekuatan dalam menghadapi situasi sulit tersebut.
Menegaskan Pentingnya Memahami Akar Pemikiran Golkar
Memasuki tema utama diskusi, Sarmuji menekankan pentingnya memahami alasan kelahiran Partai Golkar serta tujuan dibentuknya partai tersebut. Menurutnya, tanpa memahami sejarah, para kader berpotensi mengalami disorientasi dalam mengambil keputusan.
Ia menjelaskan bahwa Golkar pada awalnya dibentuk oleh sekitar 97 organisasi fungsional non-politik, yang kemudian berkembang hingga lebih dari 300 organisasi. Karakter awal tersebut, kata Sarmuji, membentuk tradisi Golkar yang menonjolkan meritokrasi, karya, dan kompetensi teknokratis.
“Kalau sekarang ada yang terlalu politis dalam Golkar, bisa jadi ia tidak memahami sejarahnya,” ujar Sarmuji. Ia menyebut bahwa hingga kini Golkar masih dikenal sebagai partai dengan sumber daya manusia berkualitas, salah satu yang terbaik di Indonesia.
Acara bedah buku juga dihadiri sejarawan JJ Rizal, sejumlah profesor, serta penulis dan akademisi. Sarmuji menyambut baik adanya catatan kritis yang disiapkan terhadap karya David Riviere, penulis buku yang dibedah.
“Saya ingin mendengarkan lebih banyak pandangan kritis itu. Saya akan duduk di bawah agar dapat tetap berada dalam koridor pemikiran mengenai alasan dan tujuan Golkar dilahirkan,” ujarnya.
Dengan pemahaman sejarah yang kuat, Sarmuji berharap para kader Golkar mampu menjaga orientasi partai sebagaimana dicita-citakan para pendirinya (RED).































Discussion about this post