BLITAR, RADIANTVOICE.ID – Anggota Komisi VI DPR RI M. Sarmuji menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan hanya berdampak pada peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi daerah melalui produk pangan lokal.
Hal itu disampaikan Sarmuji dalam kegiatan sosialisasi MBG yang diselenggarakan oleh Komisi VI DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) di Aula Terbuka MI Miftahul Huda, Tawangrejo, Blitar, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
“Makan Bergizi Gratis harus menjadi program yang menyehatkan masyarakat sekaligus menguatkan ekonomi daerah. Karena jika bahan pangan berasal dari produk lokal, maka manfaatnya akan dirasakan langsung oleh petani dan pelaku UMKM setempat,” ujar Sarmuji dalam keterangannya yang dikutip Parlementaria, Rabu (29/10/2025).
Menurut politisi Partai Golkar itu, kemandirian pangan daerah perlu diperkuat agar program MBG dapat berjalan berkelanjutan tanpa ketergantungan pada pasokan luar.
“Kita dorong daerah untuk mengoptimalkan potensi pertanian dan industri pangan lokal agar rantai pasok MBG bisa berasal dari masyarakat itu sendiri,” jelasnya.
Sarmuji menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari investasi jangka panjang dalam membangun sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045. Dengan gizi yang cukup, anak-anak Indonesia akan tumbuh menjadi generasi sehat, produktif, dan kompetitif.
Sementara itu, Ade Tias Maulana dari Badan Gizi Nasional (BGN) menuturkan, lembaganya telah menyiapkan sistem digital untuk memastikan pelaksanaan MBG berjalan efektif dan transparan.
“Kami memastikan seluruh anggaran digunakan tepat sasaran. Selain standar gizi dan keamanan pangan, kami juga mendorong penggunaan bahan pangan lokal dalam setiap pelaksanaan program,” ungkap Ade.
Ia menambahkan, MBG tidak hanya menyehatkan masyarakat, tetapi juga menciptakan efek ekonomi berantai melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan permintaan bahan pangan, dan pertumbuhan sektor UMKM di daerah.
“Program ini bisa menjadi penggerak ekonomi baru. Ketika sekolah, puskesmas, dan lembaga sosial membutuhkan pasokan makanan bergizi, maka pelaku usaha lokal bisa menjadi mitra utama,” katanya.
Senada dengan itu, Anggota DPRD Jawa Timur Jairi Irawan menyebut bahwa MBG adalah wujud konkret kolaborasi antara pemerintah pusat, DPR, dan daerah dalam membangun ketahanan gizi sekaligus ekonomi kerakyatan.
“MBG bukan sekadar program sosial, tapi gerakan ekonomi yang menyehatkan masyarakat dan memberdayakan rakyat kecil,” ujarnya.
Melalui program ini, Sarmuji berharap ke depan setiap daerah dapat menjadi pusat kemandirian pangan, di mana masyarakat tak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian dari rantai produksi yang menyehatkan bangsa.
“Dengan melibatkan produk lokal, kita tidak hanya menciptakan generasi sehat, tapi juga ekonomi daerah yang kuat,” tutupnya (RED).





























Discussion about this post