JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Dalam rangkaian Muktamar ke-IX DPP Pengajian Al-Hidayah, digelar Seminar Nasional dan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara DPP Pengajian Al-Hidayah dan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (21/10).
Kegiatan bertajuk “Memperkuat Ketahanan Sosial dan Nasional di Tengah Disrupsi Digital” ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara organisasi perempuan Islam dan lembaga negara strategis dalam menghadapi tantangan era digital.
Hadir sebagai narasumber utama, Gubernur Lemhannas RI, Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si, yang menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai kebangsaan, literasi digital, dan ketahanan sosial sebagai fondasi menjaga persatuan di tengah perubahan global yang cepat.
“Disrupsi digital membawa peluang sekaligus tantangan. Masyarakat, khususnya perempuan dan keluarga, perlu menjadi benteng utama dalam menjaga nilai kebangsaan, moral, dan harmoni sosial,” ujar Ace Hasan di hadapan peserta seminar.
Usai seminar, dilakukan penandatanganan MoU antara Lemhannas RI dan DPP Pengajian Al-Hidayah. Penandatanganan dilakukan oleh Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si selaku Gubernur Lemhannas RI, dan Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP selaku Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah.
MoU tersebut mencakup penguatan wawasan kebangsaan, ketahanan nasional, serta pemberdayaan masyarakaT, khususnya perempuan, dalam membangun daya tahan sosial di era digital.
Dalam sambutannya, Hetifah menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan langkah nyata untuk memperluas peran strategis Al-Hidayah dalam mendukung program pemerintah.
“Pengajian Al-Hidayah berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam membangun ketahanan bangsa melalui pendidikan, dakwah, dan penguatan keluarga. Kolaborasi dengan Lemhannas RI akan memperkuat kapasitas kader kami untuk berperan aktif di masyarakat,” ungkap Hetifah.
Kerja sama ini diharapkan melahirkan program pembelajaran kebangsaan, pelatihan literasi digital, serta penguatan karakter bagi kader Al-Hidayah di seluruh Indonesia.
Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen Al-Hidayah untuk berperan aktif dalam membangun ketahanan sosial dan nasional di tengah disrupsi digital, sejalan dengan tema besar Muktamar IX: “Peran Strategis Pengajian Al-Hidayah dalam Mewujudkan Pendidikan Berkualitas dan Ketahanan Keluarga di Era Digital untuk Indonesia Maju” (RED).































Discussion about this post