JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dunia, Institut Peradaban menggelar forum strategis bertajuk “Perang Nuklir: Indikasi Awal Kiamat?” yang akan membahas ancaman nyata dari eskalasi konflik antarnegara pemilik senjata nuklir. Acara ini berlangsung Senin, (06/10/2025), di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Forum ini menjadi wadah refleksi global atas masa depan peradaban manusia di tengah bayang-bayang perang besar. Lembaga yang digagas oleh Prof. Jimly Asshiddiqie dan Prof. Salim Said itu menilai, dunia saat ini berada pada fase paling genting sejak Perang Dunia II.
Ketua Umum Institut Peradaban, Dr. Dipo Alam, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar diskusi akademik, melainkan peringatan moral bagi umat manusia. Menurutnya, ketegangan antarnegara seperti Rusia-Ukraina, Iran-Israel, hingga India-Pakistan, menunjukkan bahwa perang nuklir bukan lagi fiksi.
“Kita ingin mengingatkan dunia, bahwa peradaban bisa runtuh bukan karena bencana alam, tapi karena keserakahan dan ego politik manusia,” ujar Dipo Alam dalam pernyataannya di Jakarta.
Acara ini menghadirkan Duta Besar Dian Wirengjurit sebagai pembicara utama. Ia dikenal luas sebagai diplomat dan penulis yang banyak membahas isu nuklir dan geopolitik Timur Tengah.
Forum juga akan diwarnai tanggapan dari tiga tokoh terkemuka:
-
Duta Besar Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA
-
Prof. (H.C.) Jaya Suprana
-
Laksdya TNI (Purn) Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc
Institut Peradaban berharap forum ini menjadi ruang dialog antar generasi, baik bagi kalangan intelektual, akademisi, maupun praktisi kebijakan. Tujuannya, menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa ancaman perang nuklir bukan sekadar isu militer, melainkan persoalan peradaban dan kemanusiaan.
Dr. Dipo Alam menambahkan, pasca Perang Dunia II, dunia hidup dalam paradoks: di satu sisi teknologi nuklir digunakan untuk energi dan kemajuan, di sisi lain menjadi alat pemusnah massal.
“Nuklir memang tak bisa ‘dihapus’ dari sejarah, tapi kesadaran manusialah yang bisa mencegah kehancuran,” tegasnya (RED).
Discussion about this post