SEMARANG, RADIANTVOICE.ID – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menolak rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang berencana menugaskan guru sebagai pencicip atau tester menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) sebelum dibagikan kepada siswa.
Ketua PGRI Kota Semarang, Prof Nur Khoiri, menegaskan bahwa keselamatan guru tidak boleh dijadikan bahan uji coba. Menurutnya, keterlibatan guru hanya sebatas menerima dan mendistribusikan makanan, bukan mencicipinya.
“Kasihan kalau guru harus ikut mencicipi. Kalau ada masalah keracunan, masyarakat pasti menyalahkan sekolah, padahal guru hanya menerima dan mendistribusikan,” kata Khoiri, Jumat (3/10).
Khoiri menyarankan adanya prosedur operasional standar (SOP) sederhana untuk memastikan keamanan makanan, misalnya dengan memeriksa tekstur, bau, atau kondisi makanan secara visual.
“Jadi jangan buru-buru mencicipi. Kalau sudah masuk ke tubuh, risikonya bisa membahayakan guru,” ujarnya.
Ia menegaskan, meski kasus keracunan MBG secara statistik kecil, keselamatan tetap harus diutamakan.
“Ini nyawa manusia, jangan coba-coba. Satu saja ada yang keracunan, itu sudah masalah besar,” jelasnya.
Respons Pemkot Semarang
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramusinto menyatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan Satgas MBG dan koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait wacana tersebut.
Pengawasan akan dilakukan sejak proses pengolahan hingga distribusi makanan. Pemkot juga mendorong SPPG mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) serta memperkuat peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mengawasi keamanan pangan bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Ketahanan Pangan (RED).
Discussion about this post