JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali menegaskan potret panasnya dinamika internal partai. Forum tertinggi PPP itu berlangsung ricuh sejak hari pertama, diwarnai interupsi, walk out, hingga berujung klaim aklamasi oleh kubu Agus Suparmanto.
Pimpinan sidang dari kubu Agus, Qoyum Abdul Jabbar, mengungkapkan Sidang Paripurna I sempat dibuka oleh panitia SC, Amir Uskara. Namun, forum langsung diinterupsi peserta (muktamirin) yang menuntut pimpinan sidang diganti dengan pihak netral. Ketegangan meningkat setelah Amir menolak permintaan itu dan, menurut Qoyum, sempat melontarkan pernyataan yang memicu kemarahan peserta. Akhirnya, Amir dan pendukungnya meninggalkan arena muktamar.
Kekosongan pimpinan sidang membuat muktamirin mengambil alih forum dengan menunjuk Qoyum dan beberapa panitia SC lain untuk melanjutkan sidang. Forum kemudian melanjutkan pembahasan agenda sidang, tata tertib, hingga laporan pertanggungjawaban (LPJ) DPP PPP 2020–2025.
Dalam pembahasan LPJ, mayoritas DPW menolak laporan Plt Ketum Muhammad Mardiono sekaligus menyatakan dukungan kepada Agus Suparmanto sebagai calon ketua umum. Selanjutnya, Sidang Paripurna III mengesahkan perubahan AD/ART termasuk syarat pencalonan ketua umum, yang kemudian disepakati seluruh muktamirin.
Proses pendaftaran calon ketua umum hanya menghasilkan satu nama: Agus Suparmanto. Sidang pun menetapkan Agus sebagai Ketua Umum PPP 2025–2030 melalui mekanisme aklamasi. “Muktamirin menyepakati secara aklamasi memilih Agus Suparmanto,” tegas Qoyum, Senin (26/9/2025).
Meski dinyatakan sah oleh kubu Agus, jalannya muktamar ini masih menyisakan kontroversi. Sejumlah pihak menilai keputusan aklamasi tanpa kehadiran penuh peserta dapat menimbulkan krisis legitimasi kepemimpinan di tubuh PPP (RED).
Discussion about this post