JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Sekretaris Jenderal Forum Moeda Indonesia yang juga Wakil Ketua Umum PP AMPG, Syaf Lessy, menilai kehadiran Bahlil Lahadalia membawa arah baru dalam format kepemimpinan di Partai Golkar dan peta politik nasional. Hal itu ia sampaikan dalam diskusi bertajuk “Kepemimpinan Bahlil, Masa Depan Golkar dan Arah Politik Indonesia” yang digelar Forum Moeda Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (25/9/2025).
“Bahlil ini memberikan semacam arah baru terhadap format kepemimpinan yang paling ideal,” ujar Syaf Lessy di hadapan peserta diskusi. Menurutnya, dalam teori kepemimpinan dikenal tiga tipe pemimpin: berdasarkan garis keturunan, proses atau nasib, dan kombinasi keduanya yang disebut by design. Bahlil, kata Syaf, merepresentasikan format kepemimpinan paling kompleks yang memberi pesan bahwa siapa pun bisa bermimpi menjadi pemimpin nasional tanpa terhalang latar belakang.
Syaf menegaskan, kehadiran Bahlil di Partai Golkar telah membongkar paradigma lama bahwa pucuk pimpinan hanya bisa diraih melalui “relasi kapital” atau kedekatan dengan elite kekuasaan.
“Bahlil ini dari ujung timur, tidak tahu dari mana, sekolahnya seperti apa, tapi mampu hadir di tengah pergolakan kepemimpinan nasional. Ia merubah cara pandang bahwa untuk menjadi ketua umum partai tak harus punya modal besar atau keturunan politik,” tegasnya.
Dalam konteks politik nasional, Syaf juga menyoroti tantangan sistem presidensial Indonesia yang berpadu dengan multipartai. Ia mengutip pandangan ilmuwan politik Scott Van Waren bahwa kombinasi tersebut sering menimbulkan kesulitan menjaga keseimbangan kekuasaan.
“Di Indonesia, kita belum menemukan koalisi yang utuh untuk memastikan proses check and balance. Banyak partai lebih fokus masuk kekuasaan daripada menjadi oposisi,” jelasnya.
Syaf bahkan mencontohkan Amerika Serikat, negara yang kerap dianggap sukses dalam praktik demokrasi, tetap menghadapi kegagalan, seperti insiden penyerangan Gedung Capitol pada 2021 dan berbagai aksi kekerasan politik yang terus terjadi.
“Ini memberi pelajaran bahwa demokrasi yang matang sekalipun tidak lepas dari tantangan,” ujarnya.
Lebih jauh, Syaf memandang Golkar memiliki sejarah panjang dalam mengelola dinamika internal dan konflik politik. Ia menyebut Golkar sebagai “ibu dari semua partai politik” karena banyak pendiri partai lain berakar dari partai berlambang pohon beringin tersebut.
“Kematangan Golkar dalam mengelola konflik adalah pelajaran penting. Tak ada pemegang saham tunggal, semua kader punya ruang berkompetisi,” katanya.
Diskusi ini menegaskan bahwa kepemimpinan Bahlil bukan hanya penting bagi masa depan Golkar, tetapi juga memberi inspirasi bagi generasi muda Indonesia bahwa jalan menuju kepemimpinan nasional terbuka bagi siapa saja, terlepas dari latar belakang ekonomi maupun keturunan politik (RED).
Discussion about this post