JAKARTA, RADIANTVOICE.ID – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menilai keputusan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mundur dari kursi DPR RI sebagai contoh akuntabilitas politik yang layak dijadikan teladan bagi generasi pemimpin muda. Ketua Umum PB HMI, Bagas Kurniawan, menegaskan bahwa sikap Rahayu menunjukkan standar etika publik yang nyata, bukan sekadar retorika.
“Akuntabilitas bukan slogan. Saat terjadi kekeliruan yang melukai publik, pemimpin muda wajib mengambil konsekuensi, memulihkan kepercayaan, dan memastikan lembaga tetap bekerja,” ujar Bagas dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin (22/09/2025).
Rahayu sendiri mengumumkan pengunduran dirinya melalui unggahan video di akun Instagram pada 10 September 2025. Ia menyatakan telah menyerahkan surat pengunduran diri kepada Fraksi Gerindra, tempatnya bernaung, dan menegaskan keputusan itu murni tanggung jawab pribadi, bukan terkait spekulasi kursi Menpora seperti yang beredar.
Sekretaris Fraksi Gerindra, Bambang Haryadi, memastikan partainya menghormati keputusan tersebut dan tengah menyiapkan tindak lanjut administratif sesuai ketentuan. Saat mundur, Rahayu menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI.
Bagas menambahkan, keputusan itu menjadi sinyal penting bagi ekosistem politik Indonesia. “Inti kepemimpinan adalah menempatkan kepentingan publik di atas kenyamanan jabatan. Own the mistake, fix the trust,” tegasnya.
Ia juga berharap Rahayu tetap melanjutkan kiprahnya dalam ranah sosial-politik. “Beliau aset berharga, politisi muda berprestasi dan taat etika. Harus terus didukung agar berkontribusi mencerdaskan generasi muda,” pungkasnya (RED).
Discussion about this post